![]() |
Anggota Rang Mudo Minang (RMM) Universitas Bakrie sedang membakar sate dalam perayaan Idul Adha, Minggu (5/10). |
Perayaan Idul Adha
bersama keluarga tentunya merupakan momen yang membahagiakan. Berkumpul dan
berbagi suka cita dengan orang-orang tersayang di hari raya terbesar umat Islam
itu adalah hal yang selalu ditunggu. Namun, apa jadinya jika perayaan tersebut
tidak dilalui bersama keluarga karena jarak jauh yang tidak memungkinkan
ditempuh?
Hal ini banyak
dialami oleh mahasiswa yang memutuskan melanjutkan studinya di perantauan.
Mereka tidak mungkin pulang ke rumah untuk merayakan Idul Adha bersama keluarga
karena jarak jauh yang tidak dapat ditempuh dalam waktu yang singkat. Belum
lagi besarnya uang yang harus mereka rogoh dan energi yang terbuang jika mereka
hanya dapat menikmati kampung halaman dalam waktu singkat karena libur yang
pendek.
Lalu, bagaimana
mereka merayakan Idul Adha di perantauan? Sebagian mahasiswa Universitas Bakrie
memiliki cara tersendiri untuk merayakannya. Mereka yang tergabung dalam Rang
Mudo Minang (RMM), paguyuban mahasiswa Universitas Bakrie yang berasal dari
Tanah Minang, mengadakan acara bersama untuk merayakan Idul Adha ini.
Minggu malam lalu
(5/10), RMM mengadakan acara silaturahmi antaranggota yang berasal dari lintas
angkatan Universitas Bakrie di basecamp RMM,
Menteng Atas Lontar, Jakarta Selatan. Tahun ini, mereka melaksanakan kurban
kambing dari dana iuran yang berhasil dikumpulkan. Mereka berbagi cerita dan
bersenda gurau bersama.
“Ya acaranya makan
bersama sambil ngobrol-ngobrol. Yang
datang Alhamdulillah dari angkatan pendiri
(RMM) sampe angkatan yang baru
masuk,” ujar Bimo Widdy Saputra, ketua RMM Universitas Bakrie, yang juga
berstatus sebagai mahasiswa angkatan 2013.
Tidak hanya
makan-makan, mereka juga memasak sendiri makanannya sehingga cita rasa
kekeluargaan tetap terasa di perayaan Idul Adha ini. Hal ini memang sengaja
dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi di antara anggota.
Bimo menambahkan,
perayaan Idul Adha bersama RMM ini selalu dilaksanakan setiap tahun untuk
menyambung silaturahmi antaranggota yang jumlahnya cukup banyak. Perayaan Idul
Adha tahun ini dihadiri hampir 50 anggota RMM.
Meskipun mereka dapat
berbagi kebahagiaan bersama dalam perayaan Idul Adha, diakui Radha Akhsyin
Wilson, mahasiswa Universitas Bakrie angkatan 2014, perayaan bersama keluarga
dan perayaan bersama RMM tetap memiliki perbedaan. Baginya, ini merupakan
perayaan Idul Adha pertama tanpa keluarga.
“Rasanya ada beda,
biasanya Idul Adha bareng keluarga,
sekarang bareng temen-temen kampus.
Ada rasa haru ketika gak Idul Adha bareng keluarga. Bagi saya kerasa banget bedanya, gimana dulu
saya Idul Adha bareng keluarga dan
sekarang cuma bisa telponan doang,”
ujarnya.
Kendati demikian,
perayaan Idul Adha bersama RMM sedikitnya dapat mengurangi kesedihan mereka. “Alhamdulillah perayaan sama temen-temen dapat mengurangi rasa
sedih saya karena kami di sini juga perayaannya dengan orang Minang. Jadi kami
bisa merasakan gimana rasanya Idul
Adha di perantauan, nuansa dan suasana minang masih sangat terasa soalnya,” ujar Ade Yusuf, mahasiswa angkatan
2012 yang juga menghadiri perayaan Idul Adha bersama RMM.
Di RMM ini, mereka
tidak perlu sungkan untuk berbicara bahasa Minang dan bercerita apapun tentang
kampung halamannya. Dengan begitu, mereka bisa merasakan RMM sebagai keluarga
dan rumah kedua mereka.
Komentar
Posting Komentar