Langsung ke konten utama

Berburu Diskon di Akhir Tahun?

doc. Google

Layaknya sebuah siklus, banyak pusat perbelanjaan berlomba-lomba memberikan diskon alias potongan harga untuk pembelian produk tertentu hingga 80% menjelang akhir tahun tiba. Besarnya diskon membuat mahasiswa antusias membelanjakan uang sakunya demi mendapatkan produk dengan harga terjangkau.

Diskon besar-besaran ini dimanfaatkan oleh mahasiswa yang senang berbelanja. Menurut mereka, diskon di akhir tahun merupakan momen penting untuk belanja barang-barang di inginkan dengan harga pas di kantong.

“Biasanya suka belanja kalau pas end year sale, paling belanjanya sama teman-teman dan adik, kadang kalau belanja bisa abis sekitar 300 ribu tapi tergantung kantong juga sih, biasanya beli jilbab, rok, kemeja, tas, dan sepatu,” ujar Afifah Amalia.

Tak berbeda dengan Afifah, Sinta Munika pun mengaku suka belanja jika ada diskon besar-besaran di akhir tahun. “Biasanya suka belanja sih tapi tergantung kantong juga, biasanya suka belanja sama mama, kalau belanja minimal bisa habis 500 ribu, biasanya beli baju, sepatu ya banyak deh,” paparnya.

Namun, diskon besar-besaran di akhir tahun ini tidak menarik minat mahasiswa lainnya untuk berbelanja. Alasannya, mereka tidak terlalu tertarik dengan diskon.

Gak terlalu tertarik sama yang diskon-diskonan, pengen beli sesuatu ya karena emang lagi butuh,” ujar Nita Sari.

Hal senada pun diungkapkan Firstnanda Rindu. Ia mengaku tidak cukup tertarik dengan diskon. “Gue tuh suka belanja, cuma ya kapan tertarik aja tergantung barangnya dulu, kalau tertarik ya beli kalau gak, ya gak beli,” ungkapnya.

Ternyata, diskon akhir tahun tidak dapat menarik minat semua orang untuk berbelanja. Banyak pula individu yang tidak tertarik dengan diskon walaupun diskon yang diberikan cukup menggiurkan.

Penulis: Mulya Safitri
Editor  : Nursita Sari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l...

Mau Ajukan Cicilan Uang Kuliah, Begini Caranya

Sapta AP - MeClub UB Jakarta - Bagi Sobat MeClub yang memiliki kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran uang kuliah, meskipun dengan sistem pembayaran virtual account (VA), Kamu masih bisa mengajukan permohonan cicilan. Wakil Rektor Bidang Non-Akademik, Dr. Darminto, MBA, mengakui bahwa pada semester-semester sebelumnya, sejumlah mahasiswa sering mengajukan banyak variasi mengenai cicilan, seperti besaran pembayaran biaya pertama dan jumlah cicilan pembayaran. Saat ini sistem cicilan biaya kuliah sudah dibuat dengan cara yang lebih praktis dan lebih seragam. Secara umum, mahasiswa yang mengajukan cicilan pembayaran akan diberikan keringanan hanya untuk membayar BOP dan biaya registrasi sebagai pembayaran pertama. Darminto sendiri mengungkapkan bahwa pihak kampus akan melakukan negosiasi terkait besaran biaya pertama dan jumlah cicilan. "Untuk yang mendapat beasiswa Cemerlang, kalau misalnya dia mengajukan pembayaran pertama sebesar 4 juta sementara dia harus...

Larang Mahasiswanya Kenakan Almet Saat Unjuk Rasa, Edaran Senat UB Tuai Pro Kontra

Sumber foto: Thearyaten Jakarta, 25 September 2019 – Senat Universitas Bakrie mengumumkan pelarangan bagi mahasiswa/i Universitas Bakrie untuk melakukan aksi demo di DPR kemarin dengan mengenakan almamater kampus. Hal ini disampaikan dalam unggahan Instagram @senatub yang diunggah pada Senin, (23/9). Sumber: Intagram.com/senatub “Diberitahukan kepada seluruh Mahasiswa Universitas Bakrie bahwa Jas Almamater tidak boleh digunakan untuk kegiatan demonstrasi di gedung DPR RI pada tanggal 24 September 2019 sebagaimana yang tertera pada SOP Penggunaan Jas Almamater pada Pasal 10 poin A. Pihak Kampus Universitas Bakrie memberikan sanksi berupa pengeluaran (DROP OUT). Maka dari itu, jika tetap ingin tetap berpartisipasi turunlah atas nama rakyat dan mahasiswa tanpa membawa/mengenakan atribut identitas Universitas Bakrie.” bunyi siaran pers/ press release Senat Universitas Bakrie. Sumber: Intagram.com/senatub Jika dilihat dari penjelasan yang ada di slide ke-2 gamb...