![]() |
Pelaksanaan Sahur On The Road (doc. metrotvnews.com) |
Sahur On The Road (SOTR) kini menjadi
perbincangan publik. Kegiatan makan sahur di jalan yang seharusnya juga
memberikan sedekah makan sahur kepada orang yang kurang mampu ini tengah
kehilangan esensinya.
SOTR yang kini dilakukan tak jarang dijadikan
ajang konvoi dan kebut-kebutan di jalan, bahkan berujung tawuran antarkomunitas
dan menjadi penyebab kecelakaan. Kegiatan yang melibatkan sejumlah kendaraan
bermotor ini pun tak jarang meresahkan masyarakat dan pengguna jalan raya
karena menyebabkan kemacetan.
Padahal, sejatinya SOTR di bulan Ramadhan itu
menjadi kebaikan yang dilakukan umat muslim untuk beribadah dan mencari pahala.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama, pun telah melarang pelaksanaan SOTR
karena dianggap hanya menjadi ajang para pengendara bermotor untuk jalan-jalan,
belum lagi menyisakan sampah di jalanan.
Ketua Senat Mahasiswa Universitas Bakrie
periode 2015/2016, Deris Yusuf Agustian, turut memberikan komentarnya terhadap
pelaksanaan SOTR saat ini. “Untuk kegiatan SOTR yang tidak sesuai esensinya lagi,
tentunya ya (membuat) resah. Bulan Ramadhan yang harusnya menjadi bulan penuh berkah,
bisa jadi malah meresahkan warga, menimbulkan kerusuhan, kemacetan dan hal negatif
lainnya,” ungkapnya.
Senada dengan Deris, Ketua BEM-UB periode 2015/2016,
Berly Ramanda Saputra, pun mengatakan, “terkadang ya, di beberapa kondisi mereka
sengaja melanggar peraturan lalu lintas dan kendaraan yang digunakan juga tidak
sesuai stkamur, contohnya penggunaan knalpot dengan suara bising. Tapi, masih ada
juga peserta SOTR yang menghormati sesama pengguna jalan dan tetap pada kegiatan
berbagi makanan sahur,” tuturnya.
Penulis: Ayu Nanda Maharani
Nursita Sari
Komentar
Posting Komentar