Langsung ke konten utama

Kurang “Dilirik”, Deretan Film Dalam Negeri Ini Cetak Penghargaan Internasional


Beberapa tahun terakhir bisa dikatakan sebagai tahun dimana perfilm-an Indonesia mulai bangkit.

Hal ini didasari oleh makin berkembangnya kualitas dari film itu sendiri dan juga tumbuhnya minat menonton film dalam negeri sendiri yang tinggi dimasyarakat. Sebut saja Dilan 1990, Pengabdi Setan, Ada Apa Dengan Cinta 2, Warkop DKI Reborn, dan masih banyak lagi.

Namun, diantara jajaran film dengan tingkat penonton tertinggi tersebut masih ada segelintir film racikan tangan anak bangsa yang berkualitas namun kurang mendapat apresiasi di negeri sendiri. Apresiasi justru datang dari luar negeri.

Hal ini dapat dilihat dari beragam penghargaan internasional yang didapatkan oleh film-film di bawah ini. Penasaran film apa saja? Yuk, disimak!


Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Credit: cnnindonesia.com

Marlina The Murderer in Four Acts (Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak) yang dirilis pada 16 November 2017 adalah film yang berdasarkan kisah nyata seorang janda di Sumba, Nusa Tenggara Barat yang memenggal kepala seorang perampok dan membawanya ke polisi.

Ide cerita ini berasal dari Garin Nugroho. Fillm yang menyuguhkan alur cerita yang tenang namun mencekam ini sayangnya harus lapang dada karena perolehan jumlah penonton yang rendah.

Tapi, film yang dibintangi oleh Marsha Timothy ini tampil diberbagai festival film internasional. Sebelum tayang di Indonesia, film ini diputar perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes 2017. Film ini juga masuk dalam seleksi New Zealand International Film Festival dan Melbourne Film Festival serta Toronto International Film Festival.


Turah (2016)

Credit: detik.com

Turah adalah film drama Indonesia berbahasa Tegal produksi Fourcolours Films tahun 2016.

Film ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat Kampung Tirang di Kota Tegal yang mengalami isolasi selama bertahun-tahun yang kemudian memunculkan berbagai konflik sosial.

Tahun 2016, film ini memenangkan Geber Award dan Netpac Award dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival. Namun sayang, dihari pertama pemutarannya di bioskop, film Turah hanya ditonton delapan orang saja.


Babi Buta Yang Ingin Terbang (2016)

Credit: kineforum.org

Pada dasarnya, film Babi Buta Yang Ingin Terbang ini film yang personal, terutama bagi sutradaranya Edwin yang merupakan keturunan Cina. Film Babi Buta Yang Ingin Terbang ini bercerita tentang krisis identitas dan diskriminasi keturunan Cina di Indonesia.

Penghargaan untuk film ini sudah banyak diraih. Di antaranya ada Rotterdam International Film Festival 2009 (Fipresci Prize), Singapore International Film Festival 2009 (Fipresci/Netpac Award), Pusan International Film Festival 2008 (Nominated New Currents Award), Nantes Three Continets Festival 2009 (Young Audience Award), dan Jakarta International Film Festival 2009 (Best Director).


Siti (2014)

Credit: lemonvie.net

Film Siti merupakan film yang berasal dari Indonesia dengan genre drama. Film ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan bernama Siti (Sekar Sari) yang berumur 24 tahun.

Siti adalah seorang ibu muda yang harus mengurusi ibu mertuanya, Darmi (Titi Dibyo), anaknya, Bagas (Bintang Timur Widodo), dan suaminya, Bagus (Ibnu Widodo).

Film hitam putih ini juga meraih penghargaan sinematografi terbaik dan naskah film terbaik untuk kategori New Asia Talent Competition Festival Film Internasional Shanghai 2015. Singapore International Film Festival 2014 juga memberikan Best Performance for Silver Screen Award kepada Sekar Sari sebagai pemeran Siti. Sayangnya, jumlah penonton film Siti di Indonesia hanya 4 ribuan orang saja.


Pintu Terlarang (2009)

Credit: deptfordcinema.org

Pintu Terlarang (Forbidden Door) merupakan film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2009. Film ini dibintangi antara lain oleh Fachri Albar, Marsha Timothy, Ario Bayu, Otto Djauhari, Tio Pakusadewo, dan Henidar Amroe.  Sayangnya, film ini kurang dilirik saat diputar di bioskop Indonesia.

Meski begitu, film ini berhasil menembus berbagai festival film internasional. Diantaranya adalah Puchon International Fantastic Film Festival 2009 di Korea Selatan, Bangkok International Film Festival 2009, dan Rotterdam International Film Festival.

Film ini juga berhasil dinobatkan sebagai salah satu dari 100 film terbaik dunia versi majalah Sight & Sound Inggris.

Nah itu dia deretan film yang wajib kamu ketahui dan tonton. Semoga dunia perfilm-an Indonesia semakin berkembang!

Selamat Hari Film Nasional!



Penulis: Meidiana Aprilliani
Editor: Nabilla Ramadhian


Sumber: 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l...

Mau Ajukan Cicilan Uang Kuliah, Begini Caranya

Sapta AP - MeClub UB Jakarta - Bagi Sobat MeClub yang memiliki kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran uang kuliah, meskipun dengan sistem pembayaran virtual account (VA), Kamu masih bisa mengajukan permohonan cicilan. Wakil Rektor Bidang Non-Akademik, Dr. Darminto, MBA, mengakui bahwa pada semester-semester sebelumnya, sejumlah mahasiswa sering mengajukan banyak variasi mengenai cicilan, seperti besaran pembayaran biaya pertama dan jumlah cicilan pembayaran. Saat ini sistem cicilan biaya kuliah sudah dibuat dengan cara yang lebih praktis dan lebih seragam. Secara umum, mahasiswa yang mengajukan cicilan pembayaran akan diberikan keringanan hanya untuk membayar BOP dan biaya registrasi sebagai pembayaran pertama. Darminto sendiri mengungkapkan bahwa pihak kampus akan melakukan negosiasi terkait besaran biaya pertama dan jumlah cicilan. "Untuk yang mendapat beasiswa Cemerlang, kalau misalnya dia mengajukan pembayaran pertama sebesar 4 juta sementara dia harus...

Larang Mahasiswanya Kenakan Almet Saat Unjuk Rasa, Edaran Senat UB Tuai Pro Kontra

Sumber foto: Thearyaten Jakarta, 25 September 2019 – Senat Universitas Bakrie mengumumkan pelarangan bagi mahasiswa/i Universitas Bakrie untuk melakukan aksi demo di DPR kemarin dengan mengenakan almamater kampus. Hal ini disampaikan dalam unggahan Instagram @senatub yang diunggah pada Senin, (23/9). Sumber: Intagram.com/senatub “Diberitahukan kepada seluruh Mahasiswa Universitas Bakrie bahwa Jas Almamater tidak boleh digunakan untuk kegiatan demonstrasi di gedung DPR RI pada tanggal 24 September 2019 sebagaimana yang tertera pada SOP Penggunaan Jas Almamater pada Pasal 10 poin A. Pihak Kampus Universitas Bakrie memberikan sanksi berupa pengeluaran (DROP OUT). Maka dari itu, jika tetap ingin tetap berpartisipasi turunlah atas nama rakyat dan mahasiswa tanpa membawa/mengenakan atribut identitas Universitas Bakrie.” bunyi siaran pers/ press release Senat Universitas Bakrie. Sumber: Intagram.com/senatub Jika dilihat dari penjelasan yang ada di slide ke-2 gamb...