Langsung ke konten utama

TUTI: Berawal dari Perjalanan Penuh kisah ke Paris Van Java

Foto oleh Irfandy Ajidharma

Libur Semester 3 akhirnya semakin mendekati, tidak ada perjalanan yang berarti dalam mengisi hari-hari liburan. Liburan kali ini hanya diisi dengan kegiatan mencari uang sampingan dengan menjalankan aplikasi salah satu transportasi online.

Jenuh sudah saat mendapatkan uang dari hasil jerih payah saya. Suatu ketika saya hanya melihat unggahan media sosial beberapa kawan yang berisi liburan ke tempat wisata dan ingin sekali saya merasakan yang namanya liburan bersama teman-teman.

Apa daya, teman-teman terdekat saya di kampus tidak berminat untuk liburan sedangkan saya ingin sekali liburan.

Suatu ketika, saya diajak oleh teman rumah yang sama-sama menimba ilmu di kampus yang sama untuk melakukan perjalanan ke Bandung. Awalnya saya ragu karena tidak seorang pun yang saya kenal ikut kesana.

Sebagai bentuk basa-basi, saya menanyakan budget untuk kesana dan ternyata sesuai dengan isi dompet saya pada saat itu. Akhirnya, langkah besar saya ambil untuk ikut jalan-jalan ke Bandung.

Untuk membicarakan mekanisme perjalanan, saya di undang ke multichat yang bernama “Jelong2”. Apa yang saya khawatirkan sebelumnya pun hilang saat melihat respon mereka yang sudah ada di grup tersebut.

Akhirnya, pada 5 Februari kami semua tiba di Bandung pada sore hari. Malamnya, kami langsung istirahat dan melanjutkan perjalanan dipagi hari.

Destinasi pertama yang kami kunjungi adalah The Lodge Maribaya, disana terpapar pemandangan hijau yang indah, pokoknya tidak bisa dijumpai di Jakarta. Namanya generasi milenial alias generasi nunduk, kami pun sibuk selfie.

Setelah foto bersama, akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan sesuai dengan keinginan masing-masing. Ada yang naik sepeda gantung, ada yang naik ayunan, berbeda dengan saya yang hanya ingin melihat pemandangan yang begitu hijau dan indah.

Dihari yang sama saat siang menjelang sore, kami melanjutkan destinasi ke Tangkuban Perahu. Saya benar-benar penasaran karena saya membayangkan bisa melihat kapal yang dibuat Sangkuriang secara langsung.

Setelah sampai dan berfoto ria di Tangkuban Perahu, akhirnya kami semua yang pada saat itu mulai merasa lelah segera kembali ke vila. Sesampainya disana, rasa lelah malah hilang semua.

Kami langsung membicarakan perjalanan selanjutnya sebelum perjalanan pulang ke rumah masing-masing. Kesepakatan sudah tercapai dan kami pergi ke Alun-Alun Bandung.

Akhirnya setelah kami kesana, kami langsung kembali ke Jakarta dan menuju rumah masing-masing. Berawal dari canggung sampai bahagia sekali rasanya. Saya berpikir, meskipun saya baru kenal mereka hanya saat di Bandung saja, saya sangat bersyukur.



Penulis: Irfandy Ajidharma

Editor: Nabilla Ramadhian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l...

Mau Ajukan Cicilan Uang Kuliah, Begini Caranya

Sapta AP - MeClub UB Jakarta - Bagi Sobat MeClub yang memiliki kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran uang kuliah, meskipun dengan sistem pembayaran virtual account (VA), Kamu masih bisa mengajukan permohonan cicilan. Wakil Rektor Bidang Non-Akademik, Dr. Darminto, MBA, mengakui bahwa pada semester-semester sebelumnya, sejumlah mahasiswa sering mengajukan banyak variasi mengenai cicilan, seperti besaran pembayaran biaya pertama dan jumlah cicilan pembayaran. Saat ini sistem cicilan biaya kuliah sudah dibuat dengan cara yang lebih praktis dan lebih seragam. Secara umum, mahasiswa yang mengajukan cicilan pembayaran akan diberikan keringanan hanya untuk membayar BOP dan biaya registrasi sebagai pembayaran pertama. Darminto sendiri mengungkapkan bahwa pihak kampus akan melakukan negosiasi terkait besaran biaya pertama dan jumlah cicilan. "Untuk yang mendapat beasiswa Cemerlang, kalau misalnya dia mengajukan pembayaran pertama sebesar 4 juta sementara dia harus...

Larang Mahasiswanya Kenakan Almet Saat Unjuk Rasa, Edaran Senat UB Tuai Pro Kontra

Sumber foto: Thearyaten Jakarta, 25 September 2019 – Senat Universitas Bakrie mengumumkan pelarangan bagi mahasiswa/i Universitas Bakrie untuk melakukan aksi demo di DPR kemarin dengan mengenakan almamater kampus. Hal ini disampaikan dalam unggahan Instagram @senatub yang diunggah pada Senin, (23/9). Sumber: Intagram.com/senatub “Diberitahukan kepada seluruh Mahasiswa Universitas Bakrie bahwa Jas Almamater tidak boleh digunakan untuk kegiatan demonstrasi di gedung DPR RI pada tanggal 24 September 2019 sebagaimana yang tertera pada SOP Penggunaan Jas Almamater pada Pasal 10 poin A. Pihak Kampus Universitas Bakrie memberikan sanksi berupa pengeluaran (DROP OUT). Maka dari itu, jika tetap ingin tetap berpartisipasi turunlah atas nama rakyat dan mahasiswa tanpa membawa/mengenakan atribut identitas Universitas Bakrie.” bunyi siaran pers/ press release Senat Universitas Bakrie. Sumber: Intagram.com/senatub Jika dilihat dari penjelasan yang ada di slide ke-2 gamb...