Langsung ke konten utama

TUTI: Pertama Kalinya Memberanikan Diri Naik Perahu

Foto oleh Anggita Nurlitasari

Sudah mulai stress akibat tuntutan deadline tugas jurnalistik yang menyiksa, saya bersama teman satu kelompok beranjak dari rasa malas yang terus bergelayut dan pergi menuju lokasi pengambilan foto dan video. Tempat yang lumayan jauh jika ditempuh dari kampus yang berada di daerah Jakarta Selatan yang memakan waktu tempuh kesana hingga 1,5 jam untuk sampai di Jakarta Utara.

Tempat yang saya maksud bukanlah Kota Tua yang sering dibicarakan oleh orang-orang, namun tempat ini memiliki pengaruh penting bagi jalur pengiriman atau perdagangan barang. Yup.. Pelabuhan Sunda Kelapa.

Sebenarnya ini bukanlah kunjungan yang pertama. Sewaktu kecil, saya juga berkunjung ke tempat ini hanya sekedar untuk berkeliling saat sore hari. Biaya masuk Pelabuhan Sunda Kelapa terbilang sangat terjangkau, hanya sebesar Rp 2.500 untuk satu orang pejalan kaki.

Setelah membayar biaya masuk, saya pun disambut dengan tawaran untuk mengelilingi laut dengan menggunakan sampan dengan biaya Rp 30.000 untuk 2 orang. Awalnya saya ragu untuk naik dan berada di atas sampan karena saya bukanlah orang yang ahli berenang.

Tetapi, demi pengambilan foto dan video tugas, akhirnya saya beranikan untuk naik. Beberapa pertanyaan sempat saya lontarkan berkali-kali kepada bapak yang mengarahkan sampan untuk memastikan apakah saya akan baik-baik saja walaupun sampannya terasa bergoyang.

Tak puas dengan jawaban bapak tadi, saya pun tetap menanyakan dan memastikan keselamatan saya di atas sampan, kira-kira seperti pertanyaannya:

"Pak, ini benar gak apa?"
 "Pak saya takut loh, soalnya gak bisa berenang"
 "Pak, gak akan terbalik kan ini?"

Setelah bapak itu menjelaskan bahwa tidak akan terjadi apa-apa walaupun sampan yang saya naiki bergoyang karena ombak, saya pun mencoba untuk tenang dan menikmati pemandangan sekitar yang dipenuhi dengan deretan kapal pengangkut barang antar pulau.

Saya juga melihat banyak anak-anak nelayan sekitar yang sedang bermain, para pekerja yang nampaknya sedang beristirahat di tengah banyaknya tumpukan barang yang harus mereka kerjakan.

Ombak yang cukup besar membuat sampan yang saya naiki bergoyang mengikuti deburannya. Namun, dibalik keindahan yang saya rasakan terdapat banyak sekali sampah plastik yang masih tergenang mengikuti arus laut sehingga menampilkan pemandangan air yang tidak begitu indah.

Tidak terasa 30 menit telah berlalu dan sampailah saya pada tempat awal naik. Setelah puas memenuhi galeri foto dengan hasil jepretan, saya memutuskan untuk kembali ke rumah karena hari mulai gelap dan waktunya beristirahat dari segala kelelahan yang saya dapat di hari ini.



Penulis: Anggita Nurlitasari
Editor: Nabilla Ramadhian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l...

Kontroversi Vlog Logan Paul di "Suicide Forest Aokigahara"

Credit: youtube.com Pada awal tahun 2018 muncul sebuah video viral Youtube mengenai Logan Paul yang mendokumentasikan seorang korban bunuh diri dalam vide blog nya (vlog). Di dalam video tersebut, Logan Paul menemukan badan korban bunuh diri di dalam hutan Aokigahara saat sedang v logging . Setelah menemukan mayat gantung diri, Logan Paul kemudian berkata bahwa aksi bunuh diri dan sifat depresi merupakan masalah yang serius. Setelah video tersebut diunggah ke Youtube pada tanggal 31 Desember 2017 lalu, Logan Paul menerima kritik di dunia maya karena mengeksploitasi korban aksi bunuh diri sebagai clickbait untuk mendapatkan views .  Video tersebut seketika mendatangkan kontroversi secara online mengenai bagaimana Logan Paul meremehkan isu bunuh diri demi menaikan karirnya sebagai seorang Youtuber. Akun Twitter milik Youtube memberikan pernyataan pada 9 Januari 2018 bahwa mereka menganggap video tersebut tidak dapat ditolerir dan telah melakukan aksi tindak lanj...

Mau Ajukan Cicilan Uang Kuliah, Begini Caranya

Sapta AP - MeClub UB Jakarta - Bagi Sobat MeClub yang memiliki kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran uang kuliah, meskipun dengan sistem pembayaran virtual account (VA), Kamu masih bisa mengajukan permohonan cicilan. Wakil Rektor Bidang Non-Akademik, Dr. Darminto, MBA, mengakui bahwa pada semester-semester sebelumnya, sejumlah mahasiswa sering mengajukan banyak variasi mengenai cicilan, seperti besaran pembayaran biaya pertama dan jumlah cicilan pembayaran. Saat ini sistem cicilan biaya kuliah sudah dibuat dengan cara yang lebih praktis dan lebih seragam. Secara umum, mahasiswa yang mengajukan cicilan pembayaran akan diberikan keringanan hanya untuk membayar BOP dan biaya registrasi sebagai pembayaran pertama. Darminto sendiri mengungkapkan bahwa pihak kampus akan melakukan negosiasi terkait besaran biaya pertama dan jumlah cicilan. "Untuk yang mendapat beasiswa Cemerlang, kalau misalnya dia mengajukan pembayaran pertama sebesar 4 juta sementara dia harus...