Pernah tidak,
suatu ketika disaat kita lagi menikmati kesunyian, tiba-tiba di ganggu
seseorang? Pasti pernah. Aku? Tidak perlu ditanya, setiap hari jawabannya. Aku
Ayla, anak kedua dua bersaudara. Aku memiliki abang yang bernama Alan. Saat ini dia sedang berkuliah dan sudah
sampai semester tiga. Sementara aku saat ini sudah kelas 3 SMA.
Abang selalu ada disaat aku butuh, bahkan
saat aku tidak butuh pun dia tetap ada, datang, mengganggu, dan menghantuiku.
Bukan, menghantui disini bukan dalam artian seperti itu. Dia masih ada kok, masih hidup. Maksutnya dia selalu menjaili
bahkan menakutiku. Namanya juga bang
Alan, jadi wajar saja.
“ABANG!!”, teriak ku saat lampu toilet
dimatikan tiba-tiba. “Pasti bang Alan,” pikirku.
“Apaansi! Orang gue nonton kaga matiin
lampu. Jangan GR, deh!”.
“Kalo lu nonton lu gak bakal tau kalo lampunya toilet mati, ya!” balasku teriak.
Sementera dia hanya tertawa dengan cengiran khasnya sembari menghidupkan lampu
kembali. Aku pun keluar dengan wajah masam sambil menatapnya didepan pintu.
“Surprise!”.
Cengiranya
“GA LUCU!”
“Yhaa, galak
amat lu, bocah!”, sementara aku hanya menghiraukannya dan berlalu pergi.
Menjelang sore
hari, aku pun tertidur. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Ternyata
bang Alan, yang pamit ingin pergi keluar. Aku pun mengiyakan dan melanjutkan
tidurku yang tertunda. Setengah jam kemudian aku terbangun, aku pun terkejut
saat melihat jam ternyata sudah sudah hamper jam 7 malam. Aku pun bergegas
bangun dan teringat kalau aku belum melaksanakan shalat.
Saat menuju
kamar mandi, tiba-tiba bulu kuduk-ku merinding. Selalu saja. Kamar mandi di
rumah ku ada dua, yang pertama berada di depan dapur dan di diantara dapur dan
kamar mandi tedapat kamar di tengahnya. Kamar tersebut jarang dipakai dan sudah
di rombak menjadi tempat pakaian, serta didalamnya terdapat kamar mandi.
![]() |
Illustrasi: Google |
Setiap aku ingin ke kamar mandi yang berada di depan dapur, yang aku pandangi pertama pasti kamar itu karna berada tepat di depan mataku. Padahal kamar itu selalu di tutup oleh tirai, tetapi tetap saja aku selalu merasa aneh. Apabila aku berada di dapur dan mengambil minum, aku selalu menutup tirai dikamar tersebut walaupun terbuka sedikit.
Saat ingin ke
kamar mandi yang berada di kamar itupun aku selalu memegang tirainya hingga aku
menghidupkan lampu ataupun membuka pintu kamar mandi. Anehnya, aku lebih sering
merinding saat dikamar itu walaupun beberapa detik dibandingkan di kamar mandi
yang berada di kamar itu.
Beberapa langkah
memasuki kamar……. aku melihat satu kaki yang penuh darah seperti luka bakar
tepat disebelahku.
“ASTAGFIRULLAH!!”
teriak ku kaget sambil melompat mundur.
Sesaat kemudian,
kaki itu menghilang. Sontak langsung saja aku berusaha menutup pintu kamar.
Namun sial, aku kembali melihat kaki itu lengkap dengan kaki sebelahnya di
ambang pintu kamarku. Kutengokan kepalaku keatas, terlihat sosok bayangan tubuh
hitam yang sangat tinggi dan besar menjulang. Kepalanya menunduk dengan wajah
hitam legam dan mata besar melihat kearah ku.
BRAKKKK!
Kubanting pintu dan melompat keatas tempat tidur.
~~
Abang-pun pulang
sekitar pukul 7 lewat. Aku pun bergegas menemuinya.
“Kok abang pergi lama banget, sih!”, omelku
“lah, gue baru pergi beberapa menit. Itupun ke warung depan. Lebay amat lu!”
“Tadi kan abang
pergi sekitaran jam setengah 6”
“Gila lu ye! Gue baru ke warung jam 7. Ini
juga jalan, kalo gue keluar ya pasti pake motor lah!”
“Terus yang tadi
pamit mau pergi siapa?” Tanya ku heran
“Setan kali”
timpal bang Alan cuek.
“Makanya dek, kamu tu jangan tidur sore-sore. Di
ganggu kan. Udah tau rumah sebelah kosong dari kita kecil.” Tambah bang Alan.
Aku pun bingung
dan kaget. Siapa yang tadi pamit? dan siapa sosok menyeramkan tadi?. Semenjak
saat itu, aku tidak pernah lagi tidur menjelang Magrib. Kamu juga ya……………
Reporter : Chania Aulia Humayrha
Editor : Meidiana Aprilliani
Komentar
Posting Komentar