Langsung ke konten utama

PSSI “Sakit”, Salah Siapa?

(Sumber foto: Fajar Indonesia Network)
Sepak bola yang penuh 'permainan belakang meja' ini tidak layak membuat kita semua saling tercerai-berai. Kita semua, para suporter ini, adalah korban. Tidak hanya supporter, pemain, pelatih, hingga wasit pun menjadi korban.

Sepak bola di negeri ini nyatanya tak se-sehat prediksi orang-orang yang mencintainya. Munculnya masalah pelik mulai dari kasus korupsi para petinggi sampai lobby skor sana-sini.  Apakah sepak bola di Indonesia masih bisa dipercayakan pada PSSI?

Gabungan suporter Indonesia berunjukrasa di depan gerbang hotel tempat berlangsungnya Kongres PSSI 2019 di Nusa Dua
(Sumber foto: Tempo)

Yang paling baru dan paling merunyamkan hati masyarakat khususnya pecinta sepak bola adalah adanya aksi pengaturan skor yang terjadi sampai saat ini. Tidak hanya oknum yang bermain, petinggi-petinggi PSSI pun ikut terkait di dalamnya. Derasnya seruan menaggalkan Eddy Rahmayadi dari singgahsananya awalnya tak membuatnya bergeming. Eddy masih percaya diri tampil di muka publik dengan carut marut di bawah singgahsananya. Akhirnya, hanya butuh waktu beberapa hari untuk membuat Eddy ‘gerah’ dan memilih mundur.


(Sumber foto: Kumparan) 

Bak tokoh yang penuh cahaya di balik gelap, Joko Driyono naik tahta. Miris, tak berselang lama, Jodri (Joko Driyono) malah ikut terseret pusaran hitam di tubuh PSSI. Jodri tidak sendiri, bersama Johar Lin Eng dan Vigit Waluyo dan deretan nama lainnya, saling bergotong-royong mereka mencipta skor yang memunculkan eforia palsu bagi para penggemar yang tak tahu-menahu.

Penggeledakan rumah Jodri
(Sumber foto: Indosport)

Mengapa mereka begitu? Sederhana, uangnya seakan cukup menaikkan kamu dan tetangga sekampungmu naik haji, sangat besar! Atur-mengatur skor bukan hal yang sederhana. Di dalam aksi ini, ada tim-tim yang terpaksa berdarah-darah karena mengalah. Berdarah bagaimana? Sederhana, cukup tendangkan saja gol-gol bunuh diri di gawang sesuai transaksi. Ketika aksi busuk ini mulai tercium, sontak saja hal ini menjadi perhatian, bahkan mencuat sampai kemedia-media luar.

Bukan, ini bukan salah kamu sebagai penggemar tim A maupun dia si penggemar tim B. Tubuh PSSI memang sudah sekarat sejak lama, orang-orang didalamnya sudah bermental pengusaha. Butuh di pangkas sampai habis orang-orang lama disana. Bukan, bukan PSSI-nya, maksudku orang-orang yang berlindung didalamnya.

(Sumber foto: Antara/ Adeng Bustomi)
Mengapa harus seperti ini? Ketika harapan para pecinta bola tanah air terhitung sederhana. Melihat tim kesayangannya bertanding dengan baik dan besar setidaknya di negeri sendiri. Walaupun harapaan besar tampil di World Cup pasti ada, setidaknya itu bukan fokus utama mereka. 

Masih banyak waktu untuk kembali menyehatkan sepak bola tanah air untuk lebih baik kedepannya. Jika pemerintah kesulitan mencari siapa yang pantas mengisi bangku-bangku kosong PSSI, tarik saja kami! Para supporter yang sudah pasti masuk karena mencintai, bukan mencari mencari rezeki,



Penulis  : Ridho Rahmansyah dan Meidiana Aprilliani
Editor     : Meidiana Aprilliani



Komentar

  1. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l...

Mau Ajukan Cicilan Uang Kuliah, Begini Caranya

Sapta AP - MeClub UB Jakarta - Bagi Sobat MeClub yang memiliki kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran uang kuliah, meskipun dengan sistem pembayaran virtual account (VA), Kamu masih bisa mengajukan permohonan cicilan. Wakil Rektor Bidang Non-Akademik, Dr. Darminto, MBA, mengakui bahwa pada semester-semester sebelumnya, sejumlah mahasiswa sering mengajukan banyak variasi mengenai cicilan, seperti besaran pembayaran biaya pertama dan jumlah cicilan pembayaran. Saat ini sistem cicilan biaya kuliah sudah dibuat dengan cara yang lebih praktis dan lebih seragam. Secara umum, mahasiswa yang mengajukan cicilan pembayaran akan diberikan keringanan hanya untuk membayar BOP dan biaya registrasi sebagai pembayaran pertama. Darminto sendiri mengungkapkan bahwa pihak kampus akan melakukan negosiasi terkait besaran biaya pertama dan jumlah cicilan. "Untuk yang mendapat beasiswa Cemerlang, kalau misalnya dia mengajukan pembayaran pertama sebesar 4 juta sementara dia harus...

Larang Mahasiswanya Kenakan Almet Saat Unjuk Rasa, Edaran Senat UB Tuai Pro Kontra

Sumber foto: Thearyaten Jakarta, 25 September 2019 – Senat Universitas Bakrie mengumumkan pelarangan bagi mahasiswa/i Universitas Bakrie untuk melakukan aksi demo di DPR kemarin dengan mengenakan almamater kampus. Hal ini disampaikan dalam unggahan Instagram @senatub yang diunggah pada Senin, (23/9). Sumber: Intagram.com/senatub “Diberitahukan kepada seluruh Mahasiswa Universitas Bakrie bahwa Jas Almamater tidak boleh digunakan untuk kegiatan demonstrasi di gedung DPR RI pada tanggal 24 September 2019 sebagaimana yang tertera pada SOP Penggunaan Jas Almamater pada Pasal 10 poin A. Pihak Kampus Universitas Bakrie memberikan sanksi berupa pengeluaran (DROP OUT). Maka dari itu, jika tetap ingin tetap berpartisipasi turunlah atas nama rakyat dan mahasiswa tanpa membawa/mengenakan atribut identitas Universitas Bakrie.” bunyi siaran pers/ press release Senat Universitas Bakrie. Sumber: Intagram.com/senatub Jika dilihat dari penjelasan yang ada di slide ke-2 gamb...