Nama aku Cici.
Kali ini, aku ingin menceritakan pengalamanku yang menurut aku
ini adalah pengalaman yang cukup membekas bagiku. Kejadian ini bermula saat aku
masih menginjakkan kaki di kelas 4 SD. Aku dan keluarga berencana untuk mengisi weekend dengan pergi berenang. Kebetulan,
aku juga sudah lama nggak pergi berenang
dan aku lagi ingin banget berenang, ya, hitung-hitung olahraga.
Saat itu, aku memutuskan untuk berenang di kolam renang Regency. Disana,
terdapat tiga kolam renang.
Sesampainya di sana, aku langsung melihat ke arah kiri aku, yang dimana
terdapat dua orang yang sedang berenang. Di kolam yang ke tiga, yang artinya
kolam paling dalam. Waktu aku sampai, tempatnya memang lumayan sepi, karna aku kesana waktu masih pagi
sekitar pukul 09.00
pagi. Akhirnya, aku memutuskan
untuk masuk bersama adikku. Kami pun memilih tempat yang berada di dekat kolam
yang kedua, karna tempatnya sangat nyaman.
Setelah berganti
pakaian, kami pun pergi berenang dan masuk ke kolam dua. Kami asik berenang di sana. Setelah sekian lama, adik mengajakku pergi berenang
ke kolam satu. Ya, di kolam satu pastinya lebih dangkal dan airnya pun kurang
lebih setinggi lutut aku. Akhirnya, aku meng-iyakan ajakan dari adikku
tersebut. Kami pun bermain di
sana.
Kalau di kolam
dua, terdapat ember besar yang berada diatasnya, yang nantinya bila airnya
penuh maka akan menumpahkan seluruh airnya ke kolam. Nah, kalau di kolam satu
ini terdapat wahananya. Walaupun wahananya hanya sebuah perosotan, tetapi itu tidak jadi masalah. Di
perosotan tersebut terdapat dua buah tangga. Salah satu tangganya ada yang langsung menanjak
ke atas dengan dua
pegangan di sampingnya. Adikku
mengajak untuk main perosotan tersebut. Tentu saja aku mau.
“Tapi kakak yang
naik duluan, ya?” pintaku saat itu. Akhirnya aku
memutuskan untuk naik terlebih
dahulu ke tangga tesebut. Aku memilih tangga yang langsung menanjak ke atas.
Tangga tersebut terdapat lima buah anak tangga. Dengan perlahan dan hati-hati aku
menaiki setiap anak tangga tersebut. Sampai akhirnya di anak tangga terakhir, yang paling
atas, aku pun mengangkat kaki aku untuk menaiki tempat yang ada di atasnya. Tetapi, belum sempat aku mengangkat badan aku
agar bisa berada di atas, terdapat
seorang anak laki-laki yang berada disana. Dia pun melihat aku, setelah itu
tanpa pikir panjang anak laki-laki tersebut langsung mendorong badan aku
kebawah hingga dagu aku mengenai lima buah anak tangga yang tadi aku naiki
secara beruntut.
![]() |
Sumber: gajjah.com |
Adik aku pun
langsung kaget melihat kejadian tersebut. Daguku pun sudah dipenuhi oleh banyak
darah yang mengalir hingga ke air kolam. Seorang ibu-ibu yang kebetulan
melihat kejadian tersebut langsung berteriak, “daraaahh!!” sambil menunjuk daguku. Sementara aku masih sempat
terdiam sambil menampung darah yang keluar dengan tangan aku. Lalu, aku dibawa
ke pinggir kolam
untuk membersihkan lukaku.
“Kok bisa kaya gini? Siapa yang lakuin?” ucap salah satu security di sana.
“Ituu! Anak
laki-laki disana yang dorong”, kata aku sambil menunjuk perosotan tadi dengan
menggebu-gebu. Dengan cepat,
security yang menjaga di
sana
langsung mencari anak tersebut.
Setelah beberapa
saat, security tersebut kembali
dengan tangan kosong dan mengatakan bahwa tidak ada siapa-siapa kecuali semua
orang yang berkumpul di sini. Akhirnya, aku
pun dibawa pulang. Dagu aku yang luka tersebut pun dijahit dan ternyata lukanya
cukup dalam. Setelah kejadian tersebut, aku tidak mau lagi kembali ke sana walaupun tempat berenang tersebut tidak terlalu jauh
dari rumahku.
Penulis : Chania
Aulia Humayrha
Sumber :
Pengalaman
Editor : Arinda Dediana
Komentar
Posting Komentar