![]() |
Sumber: instagram/yasinborex |
Siapa
yang tidak mengenal Menara Saidah? Gedung tinggi yang terletak di Jl. Letjen.
M.T. Haryono ini sudah lama kosong tidak berpenghuni. Dulunya tempat ini sempat
dijadikan sebagai perkantoran, acara pesta pernikahan, dan masih banyak lagi
dipakai untuk kepentingan umum. Saya akan bercerita pengalaman misteri pada
saat berwisata malam ke Menara Saidah.
Saat
diresmikan tahun 2001 yang lalu, Menara Saidah menjadi salah satu pusat
perkantoran yang paling populer di Ibukota. Terhitung ada puluhan perusahaan
yang sempat menjadi tenant bangunan
yang sedari dulu terlihat megah ini. Hal ini dikarenakan letaknya yang
strategis dan memiliki bentuk yang sangat megah.
Saya
dan teman-teman saya memang sangat hobi mendatangi tempat-tempat yang penuh
misteri dan tempatnya para arwah gentayangan berkumpul. Pada saat itu, saya dan
10 teman saya mendatangi gedung tua Menara Saidah ini. Bentuknya yang begitu
tinggi membuat saya dan teman-teman saya penasaran ada apa saja kisah dibalik
kosongnya gedung tua ini.
Kami
berangkat sekitar pukul jam 21.00 WIB agar bisa lebih lama pada saat di sana. Sesampainya
disana saya dan teman-teman tidak langsung diperbolehkan masuk, karena harus
menunggu giliran sama rombongan yang datang sebelumnya. Sekitar menunggu 1 jam
akhirnya kami pun masuk ke Menara Saidah.
Sebelum
kami masuk ke dalam, saya bertanya kepada rombongan yang sudah keluar dari
gedung itu. Pada saat menanyakan soal apa saja yang mereka liat di dalam,
ternyata mereka sempat berhenti dan mengakhiri turun karena melihat sesosok
kelalawar besar yang menempel di dinding. Awalnya menurut mereka hanya
kelalawar biasa, setelah diberi penerangan kelalawar itu nampak besar dan
matanya berwarna merah. Sontak semua lari turun ke bawah karena merasa
ketakutan.
Suasana
di dalam sangatlah gelap dan pengap, banyak kotoran hewan seperti tikus,
kelalawar disana. Bau yang begitu tidak enak membuat beberapa teman saya muntah
karena tidak kuat menahannya. Masih banyak barang-barang yang tertinggal disana
membuat keadaan menjadi sesak dan pengap.
Lantai
demi lantai kami telusuri keberadaannya. Sampai di lantai 3 kami berhenti
sejenak karena salah satpam yang menemani kami ingin memberitahukan sesuatu.
Ternyata di lantai 3 ini setiap ada pengunjung yang sedang berwisata malam di Menara
Saidah, terlihat sesosok wanita rambut panjang dengan menggunakan gaun berwarna
merah. Banyak yang bilang sosok ini tidak memiliki muka alias rata. Ada pula
yang mengatakan bahwa kuntilanak itu sudah tua dan berambut putih. Namun,
semuanya kompak bahwa kuntilanak ini berwarna merah dan sering muncul di lantai
tiga.
Beberapa
dari teman saya penasaran dengan sosok kuntilanak merah ini. Karena masih
banyak teman saya yang belum tau kuntilanak merah, sedangkan mereka sering
menyebutnya kuntilanak saja. Beberapa dari kami sempat ada yang menelusuri
lantai 3 sampai kepojokan lantai tersebut. Beberapa menit mereka melihat lihat
hasilnya nihil tidak menemukan sosok yang disebut kuntilanak merah.
Butuh
waktu hampir 1 jam kami sampai puncak dan setelah sampai disana yang terlihat
hanya pemandangan kota Jakarta dan barang-barang yang tidak terpakai. Saya
sempat bertanya kepada satpam yang menemani mengenai kenapa gedung ini ditutup.
Akhirnya satpam tersebut menjawab dari info-info yang dia dapat, bahwa ada yang
mengatakan bahwa uang sewanya terlalu mahal. Namun ada pula yang mengatakan
bahwa gedung tersebut miring beberapa derajat, sehingga membahayakan
keselamatan penyewa dan sewaktu-waktu bisa saja ambruk.
Penulis: Ridho Rahmansyah
Editor: Arinda Dediana
Komentar
Posting Komentar