![]() |
(Doc: Kumparan) |
Saat ini di dunia
politik, peran
perempuan sedang gencar-gencarnya diperebutkan oleh kedua pasangan capres dan cawapres; Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno dan juga Jokowi-Ma’ruf Amin. Istilah emak-emak sendiri
mulai mencuat dari kubu Prabowo dan Sandiaga. Penggunaan istilah emak-emak
sendiri tak lain adalah untuk menarik strategi politik dari berbagai
masing-masing kandidat, terlebih pada kaum perempuan.
Istilah emak-emak
sendiri diperuntukkan bagi
wanita yang telah berumah tangga dan memiliki anak.
Emak-emak dinilai lebih mengerti tentang
harga makanan pokok, cabai, dan
sebagainya. Dengan
kata lain,
emak-emak adalah sosok yang
mengetahui realita kehidupan secara
sesungguhnya.
Banyak
dari emak-emak kebanyakan mengeluhkan soal harga barang pokok, seperti harga telur, cabai, beras, dan lainnya. Tentu hal
tersebut membuat mereka geleng kepala. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan hal
ini melalu media sosial, seperti di facebook dan juga di instagram. Keluhan tersebut bukan sekali atau dua kali melainkan sudah cukup
sering.
Keluhan itu tak murni keluhan. Keluhan tersebut bermuatan
nuansa politik. Kebanyakan dari mereka
menginginkan adanya suatu perubahan seperti pergantian
presiden. Mereka berharap bahwa nantinya Indonesia akan
menjadi lebih baik dan dipimpin oleh pimpinan
pilihan mereka.
![]() |
(Sumber foto: CNN Indonesia) |
Fenomena emak-emak yang ikut serta ke dunia politik ini memanglah sangat unik. Mereka menilai bahwa peran emak-emak memiliki kekuatannya sendiri. Seorang pengamat politik di Universitas Al-Azhar mengatakan bahwa emak-emak sangat efektif dalam kegiatan pemilu. Oleh karena itu, tidaklah heran bawa kedua kandidat ini selalu menggerakkan emak-emak dalam kampanye mereka.
Peran
emak-emak sebenarnya sudah tidak diragukan lagi. Emak-emak
pastinya memiliki pengaruh yang cukup besar untuk memilih serta mengambil suatu
pilihan. Seperti halnya seorang anak, sosok ibu biasanya lebih dipatuhi daripada sosok
ayahnya.
Emak-emak
juga memiliki militansi yang lebih baik dibandingkan dengan pilihan laki-laki.
Maka dari itu, umumnya emak-emak lebih loyal
dalam pilihannya, sehingga tidak heran kalau peran emak-emak digunakan dalam
kampanye politik.
Meskipun hal
tersebut dinilai cukup efektif, namun
pemberian
materi yang positif mengenai kampanye untuk para emak-emak harus tetap terlaksana. Seperti memberikan materi tentang visi dan misi
ataupun suatu program yang akan dijalankan oleh calon pasangan presiden tersebut.
Penulis
: Chania Aulia
Editor : Firly Fenti
Sumber
:
Komentar
Posting Komentar