![]() |
Doc: Google |
Suatu hari, ada seorang gadis muda bernama Amanda. Namun, teman-temannya sering memanggilnya dengan sebutan Mandes. Ia sering tidak ingin pergi ke sekolah. Walaupun ia selalu mendapatkan nilai bagus di sekolahnya, ia selalu bermasalah dengan gurunya.
Pada hari pertama ia kembali ke sekolah, Mandes kaget karena ia menemukan seorang guru baru di sekolahnya. Guru tersebut adalah seorang wanita berusia tiga puluh tahunan dengan ekspresi wajah datar. Tipikal orang tanpa selera humor. Ketika di kelas, teman sebangkunya, Vera, mengacungkan tangannya dan bertanya kepada guru tersebut. “Bu, mengapa tahi lalatmu terus berubah?”
Tiba-tiba guru itu tampak bingung. “Apa yang kau bicarakan?” Tanyanya.
“Tahi lalat diwajahmu, mereka terus berubah. Hari Senin anda memiliki satu tahi lalat, tetapi hari Selasa dan Rabu berubah menjadi tiga tahi lalat.” Tutur Vera. Mandes juga ikut memperhatikan, ternyata memang berbeda.
Guru tersebut hanya berkata. “Seperti yang kamu lihat, saya hanya mempunyai satu tahi lalat di wajah saya. Sekarang, jika kamu memikirkan sesuatu yang aneh, saya akan mengapresiasi pendapatmu untuk pelajaran ini, dan jagalah mulutmu untuk diam.”
Teman-teman sekelasnya hanya tertawa tanpa memperdulikan ucapan Vera. Akan tetapi, esok harinya, Vera tidak hadir di kelas. Begitu pula dengan hari-hari setelahnya. Berniat mencari tahu keberadaan Vera, Mandes akhirnya memutuskan untuk mengikuti gurunya dan mencari tahu di mana ia tinggal.
Mandes berhasil mengikuti gurunya sampai ke tempat tinggalnya, dan ia bersembunyi di dalam lemari untuk mengetahui apa yang terjadi. Di sana, berdiri tiga orang wanita kembar dengan jumlah tahi lalat yang berbeda. Dari sanalah Mandes sadar, ternyata gurunya bukanlah satu orang, tetapi tiga orang berbeda yang selalu mengajar bergantian di sekolahnya.
Tak lama setelah itu, datanglah petugas kebersihan sekolah, yang sepertinya merupakan suami mereka. Kedatangannya disambut dengan penuh senyum oleh kembar tiga tersebut. “Apa yang kamu inginkan untuk makan malam kali ini, sayang?” Tanya salah satu dari kembar tersebut.
“Sama seperti tadi malam, paha saja. Bagian sana yang menurutku paling lezat,” kata pria itu sambil menjilati bibirnya.
Ketika salah satu wanita itu membuka kulkas, Mandes sangat terkejut. Karena ia bisa melihat bahwa di dalamnya, telah menggantung mayat temannya, Vera, yang badannya telah dipotong-potong.
Krieet!
Karena kaget, Mandes tak sengaja membuka pintu lemari tempat persembunyiannya.
Sontak, ketiga wanita kembar dan petugas kebersihan sekolah itu langsung menghampiri tempatnya bersembunyi. Keempat orang itu menatapnya penuh nafsu sambil meneteskan air liur.
“Pantas saja rasanya aku mencium sesuatu!” seru pria itu. “Ternyata aroma seorang gadis muda!"
Petugas kebersihan itu pun mulai menjambak rambut Mandes, menariknya keluar, dan menggulingkannya di tanah. "Daging segar! Daging segar!” serunya sambil terus berusaha menahan Mandes. Mandes pun mencoba melawan, namun tidak berhasil. Gigi putih yang bengkok dan cacat itu pun sudah tak sabar untuk menggigitnya.
Esok Seninnya, Mandes telah menghilang dari kelas. Sehingga, sampai saat ini, tidak ada yang tahu bahwa ketika guru baru tersebut tengah mengajar di kelas, mayat Mandes telah tergantung di tempat penyimpanan daging dalam sebuah apartemen. Dengan tubuh yang sudah terpotong-potong.
Penulis: Salma Sebrina
Komentar
Posting Komentar