Langsung ke konten utama

Austria Akan Menetapkan Lockdown Terhadap Warganya yang Belum Melakukan Vaksinasi

 


Ibu kota Austria, Vienna (FOTO/INSTAGRAM @wunderei)

Vienna – Kanselir Austria, Karl Nehammer menyatakan bahwa Austria akan mencabut ketetapan lockdown. Namun, hal tersebut tidak berlaku terhadap orang-orang yang belum melakukan vaksinasi, Selasa (8/12/2021).

Dilansir dari Independent.co.uk, orang-orang yang tidak divaksinasi di Austria akan terus dikurung bahkan setelah pemberlakukan lockdown yang lebih luas dicabut untuk masyarakat umum pada hari Minggu, Kanselir baru Austria Karl Nehammer mengkonfirmasi sehari setelah menjabat.

lockdown selama dua minggu Austria bertujuan untuk melawan lonjakan infeksi COVID-19 harian ke tingkat yang lebih tinggi, dengan restoran, bar, teater, museum, dan toko-toko yang tidak penting pun turut ditutup.

Seminggu sebelum langkah itu, orang-orang yang tidak sepenuhnya divaksinasi COVID-19 telah di-lockdown dan dilarang untuk berpergian serta hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk alasan terbatas seperti pergi bekerja.

"Lockdown Untuk yang Tidak Divaksinasi Tetap Ada," kata Nehammer pada konferensi pers pada hari Selasa, sambil mengkonfirmasi bahwa pembatasan yang lebih luas akan dicabut pada hari Minggu seperti yang direncanakan.

Namun, rincian masih perlu diselesaikan pada pertemuan pada hari Rabu antara pemerintah dan Gubernur berpengaruh di sembilan Provinsi Austria.

"Untuk Semua yang Tidak Divaksinasi Mereka Harus Menerima dan Melakukan Lockdown di Rumah Mereka. Tentunya Ada Tawaran yang Jelas, Anda Bisa Keluar Dari Lockdown Jika Anda Mengambil Kesempatan Untuk Divaksinasi," kata Nehammer. Bawasannya tujuan dari hal ini ialah untuk mendorong agar sebanyak mungkin masyarakat mendapatkan dosis vaksin mereka.

Bulan lalu, Austria menjadi negara Eropa pertama dan salah satu yang pertama di dunia yang akan memberlakukan vaksinasi COVID-19 secara wajib, dimulai Februari tahun depan.

Austria adalah salah satu negara dengan tingkat vaksinasi terendah di Eropa Barat, dengan persentase hanya di bawah 68 persen dari populasi yang sepenuhnya terlindungi dari COVID-19.

Banyak orang Austria skeptis tentang vaksin, pandangan yang didorong oleh Partai Kebebasan sayap kanan, yang terbesar ketiga di parlemen.

 

Penulis: Silva Shehan A

Sumber: Independent.co.uk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l...

Mau Ajukan Cicilan Uang Kuliah, Begini Caranya

Sapta AP - MeClub UB Jakarta - Bagi Sobat MeClub yang memiliki kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran uang kuliah, meskipun dengan sistem pembayaran virtual account (VA), Kamu masih bisa mengajukan permohonan cicilan. Wakil Rektor Bidang Non-Akademik, Dr. Darminto, MBA, mengakui bahwa pada semester-semester sebelumnya, sejumlah mahasiswa sering mengajukan banyak variasi mengenai cicilan, seperti besaran pembayaran biaya pertama dan jumlah cicilan pembayaran. Saat ini sistem cicilan biaya kuliah sudah dibuat dengan cara yang lebih praktis dan lebih seragam. Secara umum, mahasiswa yang mengajukan cicilan pembayaran akan diberikan keringanan hanya untuk membayar BOP dan biaya registrasi sebagai pembayaran pertama. Darminto sendiri mengungkapkan bahwa pihak kampus akan melakukan negosiasi terkait besaran biaya pertama dan jumlah cicilan. "Untuk yang mendapat beasiswa Cemerlang, kalau misalnya dia mengajukan pembayaran pertama sebesar 4 juta sementara dia harus...

Larang Mahasiswanya Kenakan Almet Saat Unjuk Rasa, Edaran Senat UB Tuai Pro Kontra

Sumber foto: Thearyaten Jakarta, 25 September 2019 – Senat Universitas Bakrie mengumumkan pelarangan bagi mahasiswa/i Universitas Bakrie untuk melakukan aksi demo di DPR kemarin dengan mengenakan almamater kampus. Hal ini disampaikan dalam unggahan Instagram @senatub yang diunggah pada Senin, (23/9). Sumber: Intagram.com/senatub “Diberitahukan kepada seluruh Mahasiswa Universitas Bakrie bahwa Jas Almamater tidak boleh digunakan untuk kegiatan demonstrasi di gedung DPR RI pada tanggal 24 September 2019 sebagaimana yang tertera pada SOP Penggunaan Jas Almamater pada Pasal 10 poin A. Pihak Kampus Universitas Bakrie memberikan sanksi berupa pengeluaran (DROP OUT). Maka dari itu, jika tetap ingin tetap berpartisipasi turunlah atas nama rakyat dan mahasiswa tanpa membawa/mengenakan atribut identitas Universitas Bakrie.” bunyi siaran pers/ press release Senat Universitas Bakrie. Sumber: Intagram.com/senatub Jika dilihat dari penjelasan yang ada di slide ke-2 gamb...