![]() |
Korban mentransfer sejumlah uang kepada rekening pelaku penipuan (ilustrasi/doc. Google) |
AF, korban penipuan via telepon,
tak habis pikir. Keinginannya untuk memulai pagi dengan penuh semangat justru
harus tertimpa musibah. Bagaimana tidak, pagi itu ia kehilangan uang 10 juta
rupiah. Ia menjadi korban penipuan via telepon dengan modus terpilih menjadi
peserta seminar di Bali.
Mahasiswa salah satu perguruan
tinggi swasta di Jakarta tersebut mengaku pintu kamarnya diketuk oleh salah
satu teman kosannya, Sari. Ia meminjam kartu ATM AF untuk melakukan transaksi
kepada pelaku.
"Sebenernya bukan gue yang kena tipunya. Temen gue yang ditelepon pagi-pagi sekitar jam 7 pagi,” katanya saat
ditemui di salah satu rumah makan di Plaza Festival, Jakarta Selatan, Jumat
(6/12) malam.
Sebelum
memberikan kartu ATM miliknya, AF menanyakan keperluan temannya itu. Sari
menjawab bahwa ia membutuhkan bantuan AF. Tanpa berpikir panjang dan berniat
membantu teman, AF pun memberikan kartu ATM beserta password-nya.
“Pake aja yang lo butuhin asal jangan lupa diganti aja,” ujar AF usai memberikan
kartu dan password ATM-nya. Ia mengiira
Sari akan mengirim uang kepada kakaknya.
Namun,
saat Sari kembali dari ATM center ia
berkata, “ini AF, gue kembaliin
ATM-nya, gak jadi pake. Makasih ya AF,” ujar AF menirukan kata-kata Sari yang dilontarkan
kepadanya.
Karena
AF masih mengantuk, ia pun kembali tidur dan baru menyadari uangnya telah
terkuras saat salah satu teman Sari menyadari ada yang aneh dengan tingkah laku
temannya itu.
Ternyata
Sari tidak sadar melakukan transaksi kepada si pelaku. Sari kebingungan dengan
apa yang ia lakukan di ATM center pagi
itu. Ia pun menanyakan saldo yang ada di ATM AF.
Setelah
menyadari uangnya terkuras 10 juta rupiha, AF langsung mengurus ke Bank A.
Namun, pihak Bank A tidak bisa mengurus transaksi yang sudah terjadi. Mereka
hanya menyuruh AF untuk membuat surat laporan untuk memblokir rekening si
pelaku. Bank A akan membantu mengurus hal ini kepada Bank B.
Rekening
pelaku diketahui atas nama Taufik Kurniawan, nasabah Bank B. Karena kakaknya
kebetulan bekerja di Bank B, AF pun langsung menghubungi sang kakak dan meminta
bantuannya untuk mengurus kasus ini.
Mereka
akhirnya membuat laporan untuk memblokir rekening
si pelaku. Namun, seperti kasus-kasus sebelumnya, laporan ini tidak memiliki
hasil yang jelas dan menggantung.
AF
terlanjur kesal dan tidak lagi mempedulikan musibah yang baru saja menimpanya. Ia
hanya berharap kasus ini tidak terjadi lagi dan tidak kembali memakan korban.
Penulis : M. Biril Mustopha
Editor : Nursita Sari
Waspadai Penipuan Berkedok Kampus
Komentar
Posting Komentar