Langsung ke konten utama

Ibu Inspirator di Universitas Bakrie

Rektor Universitas Bakrie, Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D., saat ditemui tim MeClub, Jumat (13/12)
Ibu adalah sosok yang luar biasa. Kini, seorang Ibu tidak hanya diam di rumah untuk mengurus rumah tangga dan anak-anaknya. Banyak wanita yang memilih untuk bekerja dan berkarir, tetapi mereka juga tidak melupakan tanggung jawabnya di rumah. Mereka berusaha untuk menyeimbangkan waktu untuk keluarga dan pekerjaan mereka. Sosok Ibu tangguh tersebut kini banyak kita temui, salah satunya di Universitas Bakrie. Berikut adalah beberapa Ibu yang menginspirasi di Universitas Bakrie.

Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. – Rektor Universitas Bakrie
Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. merupakan sosok Ibu dengan segudang aktivitas. Beliau memulai karirnya sejak tahun 1993. Selain menjabat sebagai rektor, beliau juga aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dunia akademik lainnya seperti tim penilai kenaikan jenjang jabatan akademik dosen dan tim penilai beban kerja dosen di wilayah kopertis III.
Di tengah kesibukan yang dijalaninya, beliau selalu menyempatkan diri untuk berkumpul bersama keluarga seperti sarapan dan makan malam, berenang dan bermain tenis di akhir pekan, dan sesekali berlibur bersama. Beliau pun selalu memberikan dukungan bagi kedua anaknya. Atas didikan beliau dan suami, tahun 2013 ini putri sulung beliau berhasil masuk jurusan Teknik Sipil di salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia. Dia juga adalah atlet nasional cabang lari jarak 100m dan 200m.
Sebagai bentuk kasih sayangnya, terkadang beliau mengambil cuti untuk mendukung anaknya saat bertanding. “Kadang-kadang saya izin cuti karena saya rasa penting seorang Ibu untuk men-support anak karena bagaimana pun juga pasti anak membutuhkan support dari orang tua,” ujar beliau. Meskipun banyak hal yang dikerjakan, anak dan keluarga tetap menjadi yang utama bagi beliau.
(interviewed by Haqi)

Astrid Meilasari Sugiana Ph.D. – Kaprodi Ilmu Politik
Astrid Meilasari Sugiana Ph.D. memulai karirnya pada tahun 1998 sebagai dosen di salah satu universitas di Yogyakarta. Karirnya sebagai dosen terus berkembang hingga mengajar di beberapa universitas. Kini ia dipercaya sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Politik di Universitas Bakrie.
Sebagai wanita karir, ia memiliki kesibukan yang luar biasa. Meskipun demikian, ia selalu berusaha menggunakan waktu dengan efektif. Ia tetap menjalankan kewajibannya sebagai ibu di rumah. Ibu Astrid selalu berusaha untuk memberikan pendampingan kepada putri sematawayangnya. Pendampingan itu ia lakukan sebagai bentuk kasih sayangnya. “Saya selalu berusaha memberikan perhatian dan pendampingan pada anak saya agar anak saya merasakan sepenuhnya rasa kasih sayang dan kepedulian dari sosok ibu,” ujarnya.
Ibu Astrid selalu mengajarkan agama dan kehidupan agar anaknya terarah dan memiliki tujuan hidup yang baik. Ia juga selalu memanfaatkan waktu di tengah kesibukkannya untuk membina anaknya belajar, mengerjakan tugas, dan membimbingnya beribadah.
(interviewed by Tatcha)

Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. – Dosen Ilmu Komunikasi
Meskipun memiliki banyak aktivitas di luar seperti mengajar dan melakukan penelitian, Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. tetap sukses menjadi seorang Ibu. Ia tidak pernah melupakan tugas utamanya untuk mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berprestasi. Terbukti, anaknya kini mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia. “Saya memiliki tiga orang anak, yang pertama kuliah di jurusan Geografi UI, yang kedua masih bersekolah di salah satu SMP Negeri di Jakarta, dan yang ketiga belum bersekolah,” ujarnya.
Ditanya mengenai hari Ibu, ia berkomentar bahwa hari Ibu adalah sebuah apresiasi yang diberikan kepada kaum hawa yang sudah berjuang demi anak-anaknya. “Bagi saya, hari ibu adalah apresiasi bagi para wanita khususnya yang sudah berkeluarga untuk bisa mendapatkan pengakuan sebagai seorang ibu yang sudah merawat kita dari mulai melahirkan hingga berhasil,” tambahnya. Selamat hari Ibu!
(interviewed by Eca & Rizky)

Diana Fitriah
Diana Fitriah adalah seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja di Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Bakrie. Ia berjualan setiap hari Senin-Jumat dari pagi hingga sore. Sebelum berangkat ke kampus, wanita yang biasa dipanggil emak oleh mahasiswa ini selalu menyelesaikan pekerjaannya sebagai ibu seperti memasak, mencuci, dan membereskan rumah.
Karena ia bekerja, ia harus meninggalkan anaknya yang baru kelas tiga SD di rumah. Saat di rumah, ia selalu mengajarkan anaknya untuk bisa melakukan banyak hal seorang diri. “Saya suka bilang ke anak saya, kalo mama gaada (bekerja), kamu harus mandiri, kamu makan sendiri,” ujarnya. Didikannya tersebut membuat sang anak tidak pernah merengek manja kepadanya.
(interviewed by Eca)

Editor: Nursita Sari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete