Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 25, 2018

IN-DEPTH: Sisi Lain Dari Kisah Si Anak Broken Home

Credit: pinterest.com Resiliensi ialah kemampuan seseorang untuk beradaptasi dalam kondisi sulit dan bangkit kembali dari pengalaman emosional yang negatif. Faktor dominan kerentanan psikologis terhadap anak salah satunya selalu bermula dari keluarga yang rentan, yang tak punya komitmen dan kesadaran. Sehingga anak tidak mendapatkan role model sebagai teladan. JAKARTA-  Seorang remaja wanita dengan  hoodie  putih masih mengeluarkan gelak tawanya saat menceritakan keadaan keluarganya. Berbanding terbalik dengan remaja wanita lainnya berbaju hitam, dia terkesan lebih pendiam dengan sorot mata mengawang jauh saat menceritakan kisah keluarganya. Kedua remaja wanita itu diketahui bernama Liza (19) dan Maria (20). Mereka merupakan remaja-remaja yang mengalami keadaan keluarga tidak harmonis ( broken home)  sedari kecil. Kalau Liza ( hoodie putih)  saat ini menjadi hak asuh bagi ayahnya, maka lain halnya dengan Maria ( baju hitam)  yang menjadi hak asuh bagi ibunya. Di balik penampi

IN-DEPTH: "Jadi waria harus memiliki prestasi"

Credit: google.com Tanggal 4 Maret, 2017 merupakan kali pertama Jakarta disuguhi pemandangan yang tidak biasa. Kerumunan baju pink yang berkumpul di depan Plaza Sarinah yang terdiri dari wanita dan pria feminis, transgender, dan para penyandang disabilitas ini mengikuti aksi Women’s March untuk merayakan Hari Wanita Internasional. Bendera pelangi pun turut mewarnai aksi ini sebagai respresentasi dari kelompok LGBTQ+ Indonesia. Seperti yang dikutip dari  The Jakarta Post , aksi ini tidak hanya mengenai hak wanita. Menurut salah satu panitia, Kate Walton, aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan pesan tentang keadaan politik saat ini yang kurang memperhatikan kelompok marjinal seperti LGBTQ+, penyandang disabilitas, dan  indigenous people . Selain itu, aksi ini juga memberi pencerahan kepada masyarakat awam bahwa di Indonesia terdapat komunitas LGBTQ+ yang masih memperjuangkan hak hidup mereka agar tidak selalu menjadi korban diskriminasi dan kekerasan. Tahun 2016 merupa

IN-DEPTH: Game Online, Candunya Bikin Stres Hilang

Foto oleh Nur Azizah JAKARTA  – Ruang kelas hari itu lebih bising dari biasanya, dosen yang berhalangan hadir adalah faktor utamanya. Mahasiswa mulai saling sahut seperti tidak mau kalah, suara decit kursi sesekali terdengar disusul tawa riang mahasiswa. Namun, di tengah kebisingan tersebut ada satu mahasiswa yang tidak goyah dari konsentrasinya menatap layar laptop yaitu Arthur Nugraha Sanjaya. Arthur (17 tahun) adalah seorang mahasiswa semester 4. Setiap harinya, ia suka menghabiskan waktu untuk  bermain game hingga lebih dari 4 jam. “ Pulang dari kampus gue pasti main game. Kalau ditanya berapa lama sehari main game ya 6 sampai 8 jam gue pasti main sampai begadang, kadang tidur cuma 2 jam itu engga apa-apa yang penting gue engga stres gitu, kadang engga tidur juga besoknya ngampus lagi ” ujar Arthur sambil  duduk berhadapan dengan laptopnya di kampus Universitas Bakrie, Kamis (13/04/2017). Kegemarannya pada game bukanlah tanpa alasan, pria kelahiran tahun 1999 tersebut

Kurang “Dilirik”, Deretan Film Dalam Negeri Ini Cetak Penghargaan Internasional

Beberapa tahun terakhir bisa dikatakan sebagai tahun dimana perfilm-an Indonesia mulai bangkit. Hal ini didasari oleh makin berkembangnya kualitas dari film itu sendiri dan juga tumbuhnya minat menonton film dalam negeri sendiri yang tinggi dimasyarakat. Sebut saja Dilan 1990, Pengabdi Setan, Ada Apa Dengan Cinta 2, Warkop DKI Reborn, dan masih banyak lagi. Namun, diantara jajaran film dengan tingkat penonton tertinggi tersebut masih ada segelintir film racikan tangan anak bangsa yang berkualitas namun kurang mendapat apresiasi di negeri sendiri. Apresiasi justru datang dari luar negeri. Hal ini dapat dilihat dari beragam penghargaan internasional yang didapatkan oleh film-film di bawah ini. Penasaran film apa saja? Yuk, disimak! Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) Credit: cnnindonesia.com Marlina The Murderer in Four Acts (Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak) yang dirilis pada 16 November 2017 adalah film yang berdasarkan kisah nyata seorang jan

Mengulik Industri Kreatif Seputar Game dan Progamming di Compiler 2018

Dokumentasi oleh Meidiana A dan Khairunnisa   Halo Information Developer ! Himpunan Mahasiwa Teknik informatika (HMTIF) Universitas Bakrie kembali menggelar acara Compiler 2018 yang merupakan singkatan dari “ Computing and Programming with Logic and Creativity ” . Tahun ini,  Compiler 2018 mengangkat tema “Be Heroes For The Rise Of The Digital Era”. Sosok musang berkostum superhero dan berkacamata ditunjuk sebagai icon -nya. “Jangan cuma mengenal tekn ologi sebatas menggunakan dalam kehidupan sehari-hari, tapi dalam bermayarakat suatu karya dapat digunakan bersama-sama,” ujar Ketua Pelaksana Compiler 2018, Muhammad Fiqih Husein , ketika ditanyai mengenai harapannya bagi para peserta di Universitas Bakrie, Jakarta, Kamis (29/03/2018). Banyak acara menarik yang ditawarkan Compiler tahun ini, mulai dari Dota 2 Tournament, Web Design Competition, Short Movie Competition, Game Development Workshop , dan Mobile Legend Tournament.  Menurut Husein, para peserta yan

KUMIS: Tragedi Bintaro

Grafik oleh Nabilla Ramadhian Credit: detik.com Kalian pasti tidak begitu asing dengan peristiwa kecelakaan yang terjadi antara kereta api jurusan Tanah Abang-Merak yang bertabrakan dengan kereta api jurusan Rangkasbitung-Jakarta Kota. Peristiwa yang terjadi pada 19 Oktober 1987 silam itu dikenal dengan “ Tragedi Bintaro ” . Tragedi Bintaro tercatat sebagai peristiwa kecelakaan kereta api terburuk sepanjang sejarah perkeretaapian Indonesia. P e ristiwa ini juga menyita banyak perhatian publik dunia. Ada beberapa hal mistis seputar Tragedi Bintaro. Seperti yang dikutip dari Merdeka.com , peristiwa ini telah merenggut 156 nyawa. Dari hasil penyelidikan menyebutkan bahwa terdapat kelalaian pada petugas di Stasiun Sudimara. Setelah peristiwa itu, perlintasan kereta api arah Bintaro yang lebih tepatnya di kawasan Pondok Ranji mulai dipenuhi cerita-cerita mistis. Salah satunya adalah pada 9 Desember 2013, dimana di lintasan tersebut kembali terjadi kecelakaan ker