Langsung ke konten utama

Mengulik Industri Kreatif Seputar Game dan Progamming di Compiler 2018

Dokumentasi oleh Meidiana A dan Khairunnisa

 Halo Information Developer! Himpunan Mahasiwa Teknik informatika (HMTIF) Universitas Bakrie kembali menggelar acara Compiler 2018 yang merupakan singkatan dari Computing and Programming with Logic and Creativity.

Tahun ini,  Compiler 2018 mengangkat tema “Be Heroes For The Rise Of The Digital Era”. Sosok musang berkostum superhero dan berkacamata ditunjuk sebagai icon-nya.

“Jangan cuma mengenal teknologi sebatas menggunakan dalam kehidupan sehari-hari, tapi dalam bermayarakat suatu karya dapat digunakan bersama-sama,” ujar Ketua Pelaksana Compiler 2018, Muhammad Fiqih Husein, ketika ditanyai mengenai harapannya bagi para peserta di Universitas Bakrie, Jakarta, Kamis (29/03/2018).

Banyak acara menarik yang ditawarkan Compiler tahun ini, mulai dari Dota 2 Tournament, Web Design Competition, Short Movie Competition, Game Development Workshop, dan Mobile Legend Tournament. 

Menurut Husein, para peserta yang mengikuti lomba bukan hanya berasal dari kawasan Jabodetabek, tapi juga datang dari luar kota, Ada dari jogja, surabaya dan sekitarnya,” ujarnya.

Salah satu keseruan yang terlihat adalah di zona Mobile Legend Tournament. Para peserta dan mahasiswa Universitas Bakrie terlihat sangat antusias melihat para tim yang sedang bermain. Hal ini tentu tidak mengherankan mengingat Mobile Legend sebagai salah satu game online yang populer saat ini.

Lalu, di zona Game Development Workshop, para peserta diajak untuk mengenal game's software dan diajarkan secara detail bagaimana memproduksi animasi dalam permainan. 

Acara yang dimulai sejak 28 Februari sampai 29 Maret 2018 ini berhasil menjadi magnet bagi mereka yang tertarik dalam dunia programming dan informatika serta industri kreatif seputar permainan.



Penulis: Meidiana Aprilliani dan Khairunnisa
Editor: Nabilla Ramadhian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete