Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 11, 2018

Ilmu Komunikasi 2016, Juarai Akustik Liga Merah Maroon 2018

"Credit : instagram.com/ligamerahmaroon2018 " Seperti tahun sebelumnya, Liga Merah Maroon 2018 kembali membuka perlombaan di bidang seni musik. Liga Merah Maroon Akustik yang diadakan di ruang 1 dan 2 ,  Universitas Bakrie ,  Jakarta Selatan (16/3/2018), dihadiri oleh 16 peserta dari berbagai Prodi. Penampilan pertama dibuka oleh Prodi Akutansi 2016 yang membawakan lagu Kisah Romantis dan All I Want. Lalu dilanjutkan oleh penampilandari  Ilmu Politik 2017 dan Manajemen 2016. Berbeda dari yang lain, Ilmu Politik menyanyikan lagu Ayah sebagai salah satu penampilan. Menurut Mawahib, peserta dari Ilmu Politik 2017, mereka memilih lagu Ayah sebagai wujud cinta mereka terhadap orang tua. Puncak ke meriahan  para  mahasiswa terasa saat Ilmu Komunikasi 2016 naik ke atas panggung. Mereka menampilkan lagu All I Want dan Cinta. Perpaduan suara Galuh dan Fadhil, membuat penonton ikut bernyanyi. Se telah  pesert a  tampil,  para  juri akan  memberikan nilai sebagai pen

TUTI: Berawal dari Perjalanan Penuh kisah ke Paris Van Java

Foto oleh Irfandy Ajidharma Libur Semester 3 akhirnya semakin mendekati, tidak ada perjalanan yang berarti dalam mengisi hari-hari liburan. Liburan kali ini hanya diisi dengan kegiatan mencari uang sampingan dengan menjalankan aplikasi salah satu transportasi online . Jenuh sudah saat mendapatkan uang dari hasil jerih payah saya. Suatu ketika saya hanya melihat unggahan media sosial beberapa kawan yang berisi liburan ke tempat wisata dan ingin sekali saya merasakan yang namanya liburan bersama teman-teman. Apa daya, teman-teman terdekat saya di kampus tidak berminat untuk liburan sedangkan saya ingin sekali liburan. Suatu ketika, saya diajak oleh teman rumah yang sama-sama menimba ilmu di kampus yang sama untuk melakukan perjalanan ke Bandung. Awalnya saya ragu karena tidak seorang pun yang saya kenal ikut kesana. Sebagai bentuk basa-basi, saya menanyakan budget untuk kesana dan ternyata sesuai dengan isi dompet saya pada saat itu. Akhirnya, langkah besar saya am

TUTI: Pertama Kalinya Memberanikan Diri Naik Perahu

Foto oleh Anggita Nurlitasari Sudah mulai stress  akibat tuntutan deadline tugas jurnalistik yang menyiksa, saya bersama teman satu kelompok beranjak dari rasa malas yang terus bergelayut dan pergi menuju lokasi pengambilan foto dan video. Tempat yang lumayan jauh jika ditempuh dari kampus yang berada di daerah Jakarta Selatan yang memakan waktu tempuh kesana hingga 1,5 jam untuk sampai di Jakarta Utara. Tempat yang saya maksud bukanlah Kota Tua yang sering dibicarakan oleh orang-orang, namun tempat ini memiliki pengaruh penting bagi jalur pengiriman atau perdagangan barang. Yup.. Pelabuhan Sunda Kelapa. Sebenarnya ini bukanlah kunjungan yang pertama. Sewaktu kecil, saya juga berkunjung ke tempat ini hanya sekedar untuk berkeliling saat sore hari. Biaya masuk Pelabuhan Sunda Kelapa terbilang sangat terjangkau, hanya sebesar Rp 2.500 untuk satu orang pejalan kaki. Setelah membayar biaya masuk, saya pun disambut dengan tawaran untuk mengelilingi laut dengan menggun

TUTI: Penari Jalanan

Foto oleh Fienca Amelia Putri Penari jaranan kepang atau tari pecutan yang berasal dari Jawa Tengah ini bukan terlihat di sebuah panggung besar atau acara besar. Mereka malah terlihat di lampu merah perempatan Kandangroda Cibinong, Bogor. Karena   sepinya panggilan untuk tampil di acara, mereka menari di lampu merah untuk menghidupi kehidupannya sehari hari. Pakde Roni   dari Jawa Tengah yang berusia 60 tahun ini merupakan penggagas pengamen penari   lampu merah. Sejak 20 tahun yang lalu, Pakde Roni telah berkelana ke berbagai kota mulai dari Solo, Cianjur, Bandung, Bekasi, Jakarta hingga sekarang berujung di Bogor.  Disetiap perjalanannya, Pakde mengajak atau merekrut orang untuk bergabung dengannya untuk menari. Salah satunya adalah Dede, laki-laki berusia 25 tahun yang Pakde ajak ketika berada di Bekasi. Dede yang awalnya hanya pengamen jalanan, sekarang menjadi seniman tari yang sering dipanggil untuk mengisi acara ulang tahun kota Bekasi tahun lalu. Pakde

TUTI: Back To The Past

Foto oleh Helvira Sabriana Rosa " Masa lalu biarlah masa lalu… " K urang lebih seperti inilah sebagian dari lirik lagu Inul Daratista. Dari lirik itu kita bisa mengambil makna bahwa masa lalu yang sudah dilalui akan menjadi sebuah kenangan masa silam yang tidak perlu kita ungkit-ungkit lagi. Terutama jika masa lalu yang dimaksud adalah masa yang kelam atau momen-momen yang tidak dikehendaki maka cukuplah dijadikan sebuah pelajaran berharga. Namun bila kembali lagi ke kenangan yang indah dan membekas dihati, bagi pecinta barang antik pasti enggan untuk melupakan ataupun meninggalkan barang-barang ini begitu saja. Tak heran bila banyak muncul kisah-kisah tersendiri antara barang kuno tersebut dengan beberapa orang yang masih menyayanginya hingga saat ini. Belum lagi guci-guci dan keramik kuno kini dihargai dengan harga yang sangat tinggi. “Back to The Past” dipilih sebagai tema keseluruhan untuk menampilkan keunikan barang-barang yang pernah populer dij

TUTI: Kepolisian dan TNI "All Out" Mengamankan Aksi 4/11

Foto oleh Nabilla Ramadhian JAKARTA – Korps Brigade Mobil ( Brimob) menurunkan sebanyak 100 personel yang didukung oleh Kepolisian Lalu Lintas dan Samapta Bhayangkara (Sabhara) yang menurunkan sekitar 500 personel dalam melakukan pengamanan di wilayah persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka ketika long march Aksi Bela Islam II sedang berlangsung, Jumat (4/11). Sejauh ini pihak kepolisian telah menurunkan 3 drone untuk memantau keadaan aksi tersebut.  "Polisi menurunkan 3 drone khusus untuk (memantau sekitar) patung kuda karena masing-masing sektor ada penanggung jawabnya," ujar Lukman, salah satu Sabhara yang sedang berjaga di pos polisi dekat Monumen Nasional (Monas). Aksi yang berlangsung seusai salat Jumat ini merupakan aksi untuk menegakkan keadilan atas dugaan penistaan Al-Qur’an oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang tersebar melalui sebuah video.  Dalam video tersebut, Ahok meminta agar warga Kepul

KUMIS: HANTU TOILET MALL GRAND INDONESIA

Grafik oleh Nabilla Ramadhian Credit: youtube.com/watch?v=M6WGgqyxG3c Hai, Namaku Sarah. Hari ini aku memutuskan untuk menghabiskan waktu sepulang kuliah dengan menonton film baru yang sedang banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Aku dan 2 orang teman ku memutuskan untuk pergi ke salah satu bioskop di mall besar di tengah kota , Grand Indonesia (GI) . Sesampainya disana , kami berlari-larian untuk mencari “Teater 1 ” karena kami telah terlambat 10 menit. Setelah masuk, di dalamnya sudah penuh dengan penonton. Rata-rata penontonnya adalah anak SMA dan SMP, yaa tidak heran karena film-nya pun tentang kisah cinta remaja SMA. Kami pun de n gan seksama mencari nomor kursi kami yang berada di paling atas kiri teater . Setelah 30 menit film berjalan, aku merasa ingin buang kecil. Aku pun meminta Nisa, salah satu temaku , untuk menemani ke toilet namun ia menolak. Nampaknya ia terlalu tidak rela ketinggalan beberapa adegan manis dalam film yang berhasil membuat

KUMIS: Menguak Misteri Papan Pemanggil Arwah

Grafik oleh Nabilla Ramadhian Credit: google.com Buat kalian yang suka dengan cerita seram pasti familiar dengan papan pemanggil arwah ini. Permainan ini cukup mirip dengan permainan "jailangkung" karena sama-sama dijadikan medium untuk berhubungan dengan orang yang sudah meninggal. Namanya adalah  Papan Ouija . Papan Ouija pertama kali ditemukan di China sekitar 1200 SM, tetapi menurut ahli sejarah Prancis, pada tahun 540 SM Phyitagoras telah melakukan ritual pemanggil arwah menggunakan meja mistis yang bergerak dengan roda dan mendekati simbol tertentu tetapi teori ini menimbulkan banyak pertentangan sehingga kebenarannya diragukan. Tidak hanya itu, muncul banyak metode-metode lain yang menjadi awal mula dari Papan Ouija ini salah satunya adalah  planchette .   Metode ini menggunakan sebuah penunjuk yang disebut  planchette  dengan pensil yang diletakan pada  planchette  dan mulai melakukan apa yang disebut sebagai  automatic writing. Pada akhir

KUMIS: Petak Umpet Maut

Grafik oleh Nabilla Ramadhian Credit: google.com Jangan pernah tinggalkan air garam ketika permainan sedang berlangsung! Jangan pernah berani-berani kamu tinggalkan itu! Namaku Merlyn, aku ditinggal sendiri di rumah oleh orangtuaku yang kala itu sedang keluar kota untuk bekerja. Karena aku kesepian sendiri di rumah, aku memutuskan untuk mengundang kedua temanku untuk menemani dirumah. Citra dan Deby namanya. Saat kita sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Deby kepikiran untuk bermain "Hitori Kakurenbo" (petak umpet hantu). Deby memang orang yang suka dengan permainan menantang, dia tidak terlalu menyukai permainan yang mainstream . Sebagai informasi "Hitori Kakurenbo" atau "Hide-and-Seek Alone" (petak umpet sendirian) sama seperti permainan petak umpet pada umumnya, namun yang membedakan permainan ini adalah boneka sebagai medianya. Sebenarnya di Jepang, "Hitori Kakurenbo" adalah ritual untuk berkomunikasi dengan roh yang bergen