Langsung ke konten utama

KUMIS: HANTU TOILET MALL GRAND INDONESIA

Grafik oleh Nabilla Ramadhian

Credit: youtube.com/watch?v=M6WGgqyxG3c

Hai, Namaku Sarah. Hari ini aku memutuskan untuk menghabiskan waktu sepulang kuliah dengan menonton film baru yang sedang banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Aku dan 2 orang temanku memutuskan untuk pergi ke salah satu bioskop di mall besar di tengah kota, Grand Indonesia (GI).

Sesampainya disana, kami berlari-larian untuk mencari “Teater 1 karena kami telah terlambat 10 menit. Setelah masuk, di dalamnya sudah penuh dengan penonton. Rata-rata penontonnya adalah anak SMA dan SMP, yaa tidak heran karena film-nya pun tentang kisah cinta remaja SMA.

Kami pun dengan seksama mencari nomor kursi kami yang berada di paling atas kiri teater. Setelah 30 menit film berjalan, aku merasa ingin buang kecil. Aku pun meminta Nisa, salah satu temaku, untuk menemani ke toilet namun ia menolak. Nampaknya ia terlalu tidak rela ketinggalan beberapa adegan manis dalam film yang berhasil membuatnya histeris.

Aku pun memutuskan untuk pergi sendiri.
“Ah ke toilet doang ini,” aku berkata sambil pergi keluar theater.

Sesampainya di toilet, keadaannya sepi. Tidak ada orang sama sekali. Aku pun masuk ke dalam toilet paling ujung.
Krepppp,” terdengar suara pintu didorong, tanda ada orang yang masuk.
“Brukk!” terdengar suara bilik paling ujung ditutup kembali.
“Krepppp....Brukkl!” terdengar kembali suara serupa. Namun, kali ini membuat ku kaget karena bunyinya seperti pintu dibanting.
1...2...3....bilik sudah dimasuki dan sekarang bilik disampingku yang terdengar dibuka, namun kali ini....diam. Aku pun hening, perasaan ku yang tadinya biasa saja tiba-tiba berubah menjadi cemas.

“Hi...hi...hi....hi....hi....Sa......rah........” aku tersentak. Terdengar suara bisikan tepat dipintu sampingku. Bulu kudukku berdiri seketika. Aku pun mulai membaca doa untuk menghilangkan cemas meski pelafalannya menjadi berantakan karena kecemasanku yang semakin menjadi.

“Astagfiloh...astagfiloh..astagfiloh...”
Lalu.....
“Brakkkk!!” pintu disampingku dibanting keras.
Nafasku menjadi dingin dan keringat dinginku mulai bercucuran.

Dari celah bilik, kulihat sepasang kaki berdiri tepat di depan bilikku. Tapi kali ini....... kulihat bukan sepasang sepatu bersih atau sandal. Kaki dengan borok dan bau amis yang menusuk hidung.

Setelah hampir 1 menit berdiri, sosok itu pun menghilang. Aku putuskan untuk langsung keluar bilik.
“Krek....”pintu ku buka perlahan.
.....
......
Tidak ada siapapun.
Lalu.....
“ASTAGFILOH....ASTAGFILOH...ASTAGFILOH....ASTAGFILOH,,”
Ketika aku palingkan wajah. Terlihat sosok pocong berdiri tepat disamping wajahku. Ia terlihat menyeringai, wajahnya hitam legam, kepalanya menggeleng kanan kiri sambil melantunkan doa yang ku baca tadi. Tapi, bacaannya terdengar meledek.
“BRUGGG!!!" aku pun pingsan saat itu juga.

Ketika sadar, aku sudah dikelilingi beberapa Office Girl. Panik, aku pun menangis sambil menceritakan pengalamanku tadi pada mereka.

“Ohhh…dia memang suka iseng mba, apa lagi di bilik terkahir. Makanya kita-kita suka kunci bilik paling ujung, soalnya mba bukan yang pertama,” jelasnya
“Lain kali kalau ke toilet GI ditemenin ya mba, terus baca doanya yang bener, dia suka ngeledek mba,” terangnya.



Sumber: Cerita ini merupakan cerita fiksi yang dikembangkan berdasarkan cerita misteri yang populer di laman Kaskus.com
Penulis: Meidiana Aprilliani
Editor: Helvira Sabriana Rosa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete