Langsung ke konten utama

KUMIS: Petak Umpet Maut

Grafik oleh Nabilla Ramadhian

Credit: google.com
Jangan pernah tinggalkan air garam ketika permainan sedang berlangsung! Jangan pernah berani-berani kamu tinggalkan itu!

Namaku Merlyn, aku ditinggal sendiri di rumah oleh orangtuaku yang kala itu sedang keluar kota untuk bekerja. Karena aku kesepian sendiri di rumah, aku memutuskan untuk mengundang kedua temanku untuk menemani dirumah. Citra dan Deby namanya.

Saat kita sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Deby kepikiran untuk bermain "Hitori Kakurenbo" (petak umpet hantu). Deby memang orang yang suka dengan permainan menantang, dia tidak terlalu menyukai permainan yang mainstream.

Sebagai informasi "Hitori Kakurenbo" atau "Hide-and-Seek Alone" (petak umpet sendirian) sama seperti permainan petak umpet pada umumnya, namun yang membedakan permainan ini adalah boneka sebagai medianya. Sebenarnya di Jepang, "Hitori Kakurenbo" adalah ritual untuk berkomunikasi dengan roh yang bergentayangan dengan berbagai keperluan, loh!

Cara bermain "Hitori Kakurenbo" sama seperti petak umpet biasanya, namun ada banyak aturan main yang tidak boleh dilanggar. Salah satunya adalah jangan menghentikan permainan begitu saja tanpa menyelesaikannya.

///

"Merlyn, kamu punya boneka kan?" Tanya Deby padaku.

"Ada. Memang kenapa? Kamu mau satu? Ambil saja." Balasku acuh tak acuh karena banyak sekali koleksi boneka yang kupunya. Setiap kali orangtuaku pergi keluar kota mereka selalu membawakan boneka.

"Kita main "Hitori Kakurenbo" yuk! Kalau Bahasa Indonesianya petak umpet hantu." Ungkap Deby.

"Hah?" Tanyaku sambil melongo mendengar permainan yang ingin dimainkan Deby.

"Gue sih kuy, tapi gimana nih cara mainnya?" Tanya Citra.

"Jadi gini, pertama-tama kita robek dulu bonekanya. Lalu keluarkan isi boneka dan menggantinya dengan beras. Kemudian masukan kuku kita bertiga ke dalam setelah memasukan beras. Setelah itu, jahit bonekanya dengan benang merah, diteruskan dengan melilitkannya di sekitar leher boneka. Kita akan main "Hitori Kakurenbonya" jam 3 pagi ya. Soalnya menurut artikel yang gue baca, permainan itu akan berhasil kalau dimainkannya jam 3 pagi," terang Deby.

///

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu oleh ketiga perempuan ini, “Ayuk kita mulai! Tapi sebelumnya, gue akan menamai boneka ini Mary." Ujar Deby yang kemudian mulai menyiapkan beberapa air garam dan menaruhnya di tempat persembuyian mereka yakni lemari yang berada di kamar Merlyn. Setelah itu ia menaruh boneka Mary di bak mandi yang sudah terisi air, lalu teriak secara bersamaan.

"Deby, Citra dan Merlyn yang pertama.
Deby, Citra dan Merlyn yang pertama.
Deby, Citra dan Merlyn yang pertama!"

Setelah meneriakan kalimat tersebut, kami pun lari keluar meninggalkan kamar mandi dan menuju tempat persembunyian. Mematikan semua lampu dan menyalakan televisi ke saluran statis, Deby mengambil pisau dimeja dapur dan menuju tempat persembunyian.

Kemudian mereka bertiga menghitung dari 1 sampai 10. Setelah selesai mengitung, mereka berlari menuju kamar mandi dan benar saja, bonekanya masih berada disana.

"Deby, Citra dan Merlyn menemukanmu, Mary!" Teriak mereka bertiga. Lalu Deby mengambil boneka Mary dan menusuknya menggunakan pisau. Setelah itu, mereka lanjut meneriaki boneka tersebut, "Sekarang Mary yang jaga!"

Mereka meneriakinya bersama-sama sebanyak tiga kali. Kemudian menaruhnya kembali ke dalam bak mandi dan menaruh pisau dipinggir bak. Setelah itu mereka bergegas kembali ke tempat persembunyian.

Disini permainan yang sebenarnya baru saja dimulai!

Sampainya ditempat persembunyian, Merlyn dan Citra disuruh Deby untuk meneguk air garam yang tadi ditaruhnya dan melarang mereka untuk menelannya. Setelah itu, mereka memegang cangkir sisanya dengan erat.

Lima menit pertama telah berlalu, tidak ada kejadian menakutkan.

Kemudian…

Mulai terdengar langkah kaki kecil dari kejauhan. Lalu terdengar juga suara dari saluran televisi yang berganti dengan cepat dan terdengar suara, "Dimana kalian? Aku akan menemukan kalian!" Padahal saat itu tidak ada dari mereka yang menyentuh remote televisi.

Suara langkah kaki kini terdengar semakin dekat. Bersamaan suara langkah kaki, terdengar bunyi beberapa goresan hingga ketukan yang sangat kencang yang membuat mereka terkejut sampai Citra tidak sengaja menelan air garam yang ia simpan dalam mulutnya. Merlyn yang sedari awal tidak menyukai permainan bodoh ini mundur dengan teratur dan meringkuk di dalam lemari.

Setelah lama bersembunyi di lemari, akhirnya suara-suara aneh sudah tidak terdengar lagi. Kemudian, Deby yang merencanakan permainan ini memberanikan diri untuk keluar.

Diikuti dengan Merlyn dan Citra, mereka bertiga akhirnya mencari boneka Mary di tempat mereka meninggalkannya tetapi tidak ada. Lalu mereka mencarinya ditempat lain.

Setelah beberapa saat mereka mencarinya, akhirnya mereka menemukannya. Tidak banyak berpikir, segeralah mereka menyiram air garam yang ada dicangkir dan setengah dimulut ke boneka itu. Lalu mereka bmengucapkan mantra, "Aku menang!” selama tiga kali dengan kerasnya.

Selanjutnya, Deby dengan tergesa-gesa segera menyalakan lampu dan pada saat lampu menyala, bonekanya hilang entah kemana dan tidak pernah ditemukan!  Setelah kejadian itu, mereka merasa seperti diikuti oleh “sesuatu”…

Kisah serupa juga dirasakan oleh pemilik akun Tumblr "black-cat-loki", guys. Jadi, bagi kalian yang ingin mencobanya, jangan!

Jangan pernah berani melakukan permainan ini jika kalian tidak mau menerima resikonya! Masih banyak permainan lain yang dapat dimainkan seperti congklak, bola bekel, monopoli, dan sebagainya. Salam Kumis!



Penulis: Rikha Rusmayanti
Editor: Nabilla Ramadhian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete