Langsung ke konten utama

MAESTRO 2014: Buah Harmonisasi dari Perbedaan

MAESTRO 2014 yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bakrie, Senin (29/9).
Open House sudah menjadi tradisi yang biasa dilaksanakan oleh organisasi mahasiswa di Universitas Bakrie, tak terkecuali Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM-UB). Mereka mengadakan Open House di ruang 1 dan 2 Universitas Bakrie, Senin (29/9). Mengusung nama MAESTRO (Music Aesthetics Run into One), acara ini menyuguhkan konsep teatrikal musik dari berbagai genre dan memadukannya menjadi satu untuk menciptakan harmoni yang indah.

Keberagaman genre musik yang ditampilkan merepresentasikan perbedaan yang terdapat dalam internal BEM-UB sendiri. Seperti diketahui, 36 pengurus BEM-UB periode 2014/2015 berasal dari program studi dan angkatan yang berbeda di Universitas Bakrie. Mereka pun memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda. Harapan mereka, perbedaan ini dapat dipadukan menjadi harmonisasi yang indah untuk kemajuan organisasinya, seperti halnya konsep teatrikal musik yang mereka usung dalam Open House ini.

MAESTRO (Open House) merupakan salah satu program kerja milik Departemen Komunikasi dan Informasi (Kominfo) BEM-UB. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan pengurus, fungsi, dan program kerja BEM-UB selama 1 periode kepengurusan.

“Selain untuk memperkenalan BEM kepada seluruh mahasiswa, MAESTRO juga bertujuan untuk mempererat tali silahturahmi antarmahasiswa, jadi acaranya kita bikin seru dan nggak kaku”, papar Hara Prakasa, ketua panitia MAESTRO 2014.

Open House BEM-UB tahun ini dibungkus dengan konsep yang berbeda. Penjelasan fungsi dan seluruh program kerja BEM-UB disajikan dengan sentuhan unsur drama dan iringan musik yang berbeda di setiap departemen, tidak hanya presentasi yang biasa disajikan dalam visualisasi slide.

Badan Pengurus Inti dan 7 departemen memiliki kekhasan masing-masing genre musik dalam mempresentasikan fungsi mereka, mulai dari disko, rock, marawis, reggae, dangdut, k-pop, folks, hingga musik klasik. Penjelasan yang dilakukan setiap departemen pun didukung dengan dress code dan properti yang sesuai dengan ciri khas genre musik yang disuguhkan.

Konsep drama teatrikal dalam Open House ini berhasil menarik perhatian mahasiswa Universitas Bakrie. Tercatat sebanyak 167 mahasiswa memenuhi ruang 1 dan 2 untuk menyaksikan penampilan para pengurus BEM-UB dan mengetahui fungsi dan program kerja-program kerja yang mereka jalankan.

Penjelasan yang disampaikan pengurus BEM-UB melalui teatrikal musik ini tidak dibuat terlalu serius, mereka memasukkan unsur-unsur hiburan ke dalamnya. Hal ini membuat audiens yang hadir merasa terhibur. “Rasanya nggak mau keluar ruangan, seru banget nontonnya, kocak, ketawa terus sampe capek, ujar M. Ikhsan Apridho, salah satu mahasiswa yang menghadiri MAESTRO.

Pengurus BEM-UB berharap, semoga Open House ini menjadi awal kesuksesan BEM-UB untuk program kerja lain yang akan dilaksanakan berikutnya. Maju terus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bakrie!

Penulis : Ayu Nanda Maharani

Editor  : Nursita Sari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete