Ilustrasi kenaikan harga BBM di Indonesia (doc. Google) |
Kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) yang diresmikan Presiden Joko Widodo 18 November lalu,
menuai kontroversi di kalangan masyarakat. BBM yang mulanya Rp6.500/liter kini menjadi Rp8.500/liter. Tak sedikit yang mempertanyakan
kenaikan subsidi BBM ini. Masyarakat mengklaim bahwa presiden tak menepati janjinya.
Sebelumnya Jokowi mengatakan, harga
BBM tidak akan naik jika harga minyak dunia tidak naik.
Namun kenyataannya, kini harga minyak dunia
sedang turun sedangkan BBM di Indonesia justru naik.
Fenomena tersebut
tentunya berdampak pada kebutuhan masyarakat sehari-hari. Tak terkecuali
mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Bakrie. Beberapa mahasiswa mengaku, pengeluaran mereka pun ikut meningkat.
“Pengeluaran ongkos nambah, minta ke
orang tua jadi lebih, saya kan naik
Trans Jakarta, kalau makanan belum terasa nih,” ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi, Bion Lovia Tatcha.
Senada dengan Tatcha,
mahasiswa Ilmu
Komunikasi lainnya, Maria Fenyta, pun mengaku sempat panik atas kenaikan harga BBM.
“Kenaikan harga BBM kan menimbulkan
efek domino, nanti semuanya jadi ikutan
naik, hidup makin berat,” papar mahasiswi yang
mengendarai kendaraan pribadi ini ke kampus.
Untuk ke depannya, mahasiswa
berharap Jokowi akan terus konsisten terhadap
kebijakan naik atau turunnya harga BBM. Jokowi juga diminta untuk lebih mengefisiensikan dampak
yang akan diperoleh dengan naiknya bahan bakar minyak tersebut.
Penulis : Ayu Nanda Maharani
Editor : Nursita Sari
Komentar
Posting Komentar