Langsung ke konten utama

Meriahnya Suporter Kontingen di Liga Merah Maroon

Kemeriahan suporter kontingen Teknik Industri saat opening ceremony Liga Merah Maroon, Jumat (12/12).

Liga Merah Maroon Internal masih terus membakar semangat atlet-atlet Universitas Bakrie. Tidak hanya para atlet, pendukung setiap kontingen yang dibagi menjadi per program studi dan angkatan pun merasakan euforia-nya .

Sejak opening ceremony lalu, ada dua kontingen yang sangat menunjukkan kekompakannya, seperti kontingen Teknik Industri dan Ilmu Komunikasi. Mereka mengaku sangat mendukung perwakilan kontingennya untuk beradu di Liga Merah Maroon dalam seluruh mata pertandingan.

Jika kontingen lain mendukung para atlet seadanya, lain halnya dengan dua kontingen ini. Teknik Industri, rela melakukan fund rising untuk membeli keperluan atribut, minuman, juga vitamin bagi para atlet. “Beberapa dosen juga mendukung kami, baik dari segi materi, doa, dan semangat,” ujar Emillia Tiara Putri, koordinator suporter kontingen Teknik Industri.

Senada dengan Emilia, Haqi Prasutio, salah satu suporter kontingen Ilmu Komunikasi, pun mengaku sudah mempersiapkan segalanya dengan baik. “Kita udah nyiapin yel-yel sama nyetak spanduk yang bisa memberi semangat ke pemain,” ungkapnya.

Kedua kontingen yang mengaku saling bersaing ketat ini tak lupa melakukan briefing dan evaluasi sebelum dan sesudah turun ke lapangan untuk bekal dalam mendukung atlet-atletnya, juga demi mendapatkan gelar suporter terbaik.

Bentuk dukungan berupa yel-yel, teriakan, spanduk, dan kostum khusus yang mereka persiapkan semata-mata untuk meningkatkan rasa kekeluargaan sesama kontingen, juga untuk meramaikan dan mensukseskan event olahraga tahunan Universitas Bakrie ini.

Penulis          : Ayu Nanda Maharani
Editor             : Nursita Sari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete