Langsung ke konten utama

Gelaran Liga Merah Maroon 2015 Resmi Ditutup

Motivational Talk bersama Sin Kim Lai, mantan pebasket nasional, dalam rangkaian acara penutupan Liga Merah Maroon 2015, Minggu (22/3). doc. Liga Merah Maroon 2015.

Seluruh rangkaian Liga Merah Maroon 2015 resmi ditutup pada Minggu (22/3) melalui closing ceremony. Seperti seremonial pada umumnya, penutupan Liga Merah Maroon ini terdiri dari pengumuman-pengumuman para juara.

Namun, ada yang berbeda dari rangkaian acara penutupan Liga Merah Maroon 2015. Sin Kim Lai, legenda basket Indonesia asal Blitar, Jawa Timur, hadir untuk berbagi pengalaman kepada para atlet muda yang telah berkompetisi di Liga Merah Maroon kali ini.

Dalam kesempatannya, Sin Kim Lai menekankan pada kemauan untuk saling berbagi antarsesama atlet. “Ketika kalian sudah pensiun dari jadi atlet atau seniman, sumbangkanlah kemampuan dan pengalaman kalian kepada junior-junior kalian nanti,” ujar pria 56 tahun ini yang sampai sekarang masih mendedikasikan dirinya untuk para pebasket muda dengan membina klub basket Pelangi di Blitar.

Selanjutnya, panitia Liga Merah Maroon 2015 menyerahkan donasi berupa uang sebesar Rp14.650.000 kepada yayasan Sin Kim Lai untuk klub basket Pelangi yg merupakan program pelatihan gratis yang didirikan oleh Sin sendiri. Donasi ini diharapkan dapat membantu program pelatihan gratis Sin Kim Lai untuk kemajuan olah raga basket di Indonesia.

Pembacaan Deklarasi Atlet yang diwakili oleh tiga orang atlet terbaik (baca: Pemenang dan Peraih Penghargaan Atlet Terbaik Liga Merah Maroon 2015) sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Liga Merah Maroon 2015. Selamat untuk para peserta dan para pemenang. Sampai jumpa dalam Liga Merah Maroon 2016.

Penulis: SAP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete