Langsung ke konten utama

Harapan E-Youth Lahirkan Para Pengusaha Muda

Salah satu rangkaian E-Camp 2015 bersama pembicara Wempy Dyocta Koto, CEO Wardour dan Oxford, Jumat (8/5). doc. Twitter E-Youth UB

Kamis hingga Sabtu, 7-9 Mei lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bakrie (BEM-UB) menyelenggarakan E-Camp 2015. E-Camp adalah rangkaian acara dari Entrepreneurial Youth (E-Youth) 2015. Setelah sebelumnya dilaksanakan pre event yaitu E-Race, E-Camp kali ini diadakan tiga hari berturut-turut.

Peserta E-Camp datang dari berbagai kota di Indonesia mulai dari Malang, Palembang, Palu, dan Solo. Mahasiswa Universitas Bakrie pun tak ketinggalan untuk mengikuti acara ini. E-Camp menghadirkan pembicara-pembicara profesional dalam setiap talkshow dan seminarnya.

Hari pertama, acara diisi dengan talkshow bertema “Develop Business as a Lifestyle” dengan pembicara para pengusaha-pengusaha sukses Indonesia. Setelah itu, dilanjutkan dengan seminar Designing Lifestylepreneurship. Rangkaian acara di hari pertama pun diakhiri dengan seminar financial modelling.

Di hari kedua, peserta kembali diberikan pendidikan melalui kelas-kelas yang membangun jiwa wirausaha mereka lebih berkembang lagi, seperti Strategic Marketing, Consumer Behaviour, hingga Sharing with the Lifestylepreneurs. Pada hari kedua ini, peserta diberikan tugas kelompok berupa project untuk membuat sebuah brand beserta strategi untuk memasarkannya. Project tersebut akan dipresentasikan di hari ketiga, di depan juri-juri yang yang tak lain adalah pembicara di seminar-seminar sebelumnya.

Selain mempresentasikan project, di hari ketiga peserta berkunjung ke Sushi Go. Pengumuman pemenang project dan selebrasi pun dilakukan di Sushi Go. Pemenang project mendapatkan hadiah uang tunai total tiga juta rupiah dan berkesempatan untuk magang di Dealoka.

Naimah Nahdi, juara 1 project E-Camp, mengaku awalnya tidak berharap memenangkan project ini, namun ia bersyukur karena ia dan timnya berhasil memenangkan project tersebut. “Jadi juara 1 alhamdulillah seneng, bangga bisa menang walau awalnya nggak expect bisa menang, tapi memang pede sama idenya,” ungkapnya.

Rangkaian E-Youth tidak semata-mata dibuat tanpa sebuah tujuan. Panitia berharap acara ini dapat menghasilkan output jiwa kewirausahaan bagi para pesertanya. “Harapannya, setelah E-Camp ini peserta dapat membuat usaha sebagai implikasi dari pemberian materi selama rangkaian E-Camp berlangsung,” ujar Fathika Rafika, ketua pelaksana E-Youth 2015.

Penulis          : Ayu Nanda Maharani

Editor            : Nursita Sari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete