Peserta yang hadir dalam Diskusi Bulanan MeClub Universitas Bakrie, Sabtu (27/2/2016). |
Jakarta, MeClub UB - Pemberitaan suatu peristiwa dalam sebuah
media haruslah memuat informasi yang akurat. Namun, informasi yang akurat ini
biasanya menjadi lebih sulit dicari ketika peristiwa yang diliput merupakan
kejadian luar biasa, seperti peristiwa pengeboman di daerah Thamrin, Jakarta
beberapa waktu lalu. Demikian
disampaikan Editor Nasional Merdeka.com Laurencius Simanjuntak.
“Akurasi dan kecepatan terutama media online merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan,” ujar Laurencius dalam diskusi
bulanan yang diadakan MeClub Universitas
Bakrie, Sabtu (27/2/2016).
Menurut Lauren, kecepatan dan akurasi
merupakan problem di semua media. Semakin ingin cepat, semakin berpotensi tidak
akurat. Lauren juga
menjelaskan, kecepatan media
online-lah yang
memengaruhi akurasi, bukan sebaliknya.
Editor Nasional Merdeka.com Laurencius Simanjuntak menjelaskan pemberitaan media online pada perngeboman Sarinah beberapa waktu lalu. |
Pada peristiwa pengeboman di Sarinah beberapa waktu lalu,
sejumlah media berbondong-bondong ke lokasi pengeboman untuk mencari informasi
yang akan mereka diberitakan.
Karena mengejar
kecepatan, Lauren memberikan contoh beberapa media yang membuat
berita hoax. Hal tersebut merugikan penonton maupun
pembaca yang seharusnya tidak diberitakan.
Diskusi bulanan
MeClub Universitas Bakrie merupakan sebuah diskusi yang dilaksanakan untuk
membahas isu-isu terkini maupun hal yang menarik perhatian, khususnya mahasiswa
Universitas Bakrie. Pada diskusi Sabtu (26/2/2016) lalu, peserta yang hadir berjumlah 25 orang. Mereka merupakan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2014 dan 2015.
Dalam sesi
diskusi bertajuk "Pemberitaan Bom Thamrin di Media Online: Antara Kecepatan dan Akurasi" tersebut, para peserta tampak antuasias menjawab pertanyaan narasumber.
Ada pula mahasiswa yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
Penulis: Yesela Mala
sungguh menginspirasi (y) top writer
BalasHapus