Langsung ke konten utama

CSR Komunikasih, Buktikan Penerapan “Experience the Real Things”


(Penutupan CSR Komunikasih di RPTRA Akasia, Tebet)

Jakarta – Program Corporate Social Responsibility (CSR) Komunikasih Universitas Bakrie, yang sudah berjalan selama kurang lebih 3 minggu, akhirnya selesai dilaksanakan. Kegiatan yang merupakan inisiasi dari mata kuliah CSR dan Relasi Komunitas pada peminatan Corporate Communication and Public Relation ini, membuktikan bahwa “Experience the Real Things” benar-benar diterapkan.

Kegiatan yang diadakan di Ruang Publik Terpadu Rumah Anak (RPTRA) Akasia, Tebet Jakarta Selatan sudah dimulai semenjak 17 Desember 2016 lalu. Penutupan ini (8/01), diisi oleh berbagai kegiatan. Salah satunya adalah penyuluhan mengenai pengolahan bahan pangan yang baik, sehat dan aman oleh Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie.

(Penyuluhan pengolahan makanan disampaikan oleh mahasiswa dari Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan)

(Suasana saat ibu-ibu mengikuti penyulihan pengolahan makanan)

Penyuluhan diikui oleh ibu-ibu yang tinggal di wilayah sekitar RPTRA Akasia, Tebet. Salah satunya adalah Siti Hasanah (55), ia merasa senang dan mendapatkan wawasan baru setelah mengikuti penyuluhan tentang pengolahan bahan pangan tersebut.

“Saya jadi tambah pintar, senang ikutinnya. Tadi belajar masak, masak ayam crispy sama cheese cake. Jadi tambah pengetahuan, kapan-kapan bisa bikin di rumah,” ujar Siti kepada Tim MeClub UB usai mengikuti penyuluhan.

Selain penyuluhan pengolahan makanan, juga terdapat pertandingan futsal anak-anak, dan pementasan Tari Nandak dari Betawi yang dibawakan oleh beberapa anak yang sudah berlatih semenjak awal kegiatan CSR.

(Penampilan Tari Nandak dari Betawi saat penutupan Komunikasih)

Program CSR ini tentunya membuat mahasiswa Universitas Bakrie, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi belajar secara langsung pendekatan dengan masyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh Dhani Alfian selaku Project Officer Komunikasih, kegiatan ini telah memberi manfaat untuk masyarakat.

 “Selama (kegiatan) ini,  kita belajar tentang bagaimana pendekatan dengan warga masyarakat. Tadi pun kita meminta testimoni dari mereka, ibu-ibu pendapatnya bagus, katanya acaranya bermanfaat, kayak contohnya kemaren tanggal 7 kita ada pengolahan limbah rumah tangga,” jelas Dhani saat diwawancarai oleh Tim MeClub pada Minggu (8/01).

Secara keseluruhan, tujuan kegiatan CSR ini sudah tercapai. Namun, akan ada langkah-langkah berikutnya yang akan dilakukan agar program ini dapat berkelanjutan.

“Tujuan awal sebenernya karena ini inisiasi dari kelas Corporate Social Responsibility, secara general memang sudah tercapai. Tapi memang yang namanya CSR kan harus berkelanjutan, nah for the next mungkin kita akan menyelenggarakan lagi di RPTRA-RPTRA lain, karena di Jakarta kan bukan hanya RPTRA Akasia doang,” jelas Dhani.

Kegiatan CSR Komunikasih, telah resmi ditutup oleh Koordinator Pengelola RPTRA Akasia, Tebet dan disaksikan oleh warga sekitar. Dengan berakhirnya program CSR Komunikasih, diharapkan kegiatan yang sudah berlangsung dapat bermanfaat dan memiliki dampak positif kepada masyarakat, terutama masyarakat disekitar RPTRA Akasia, Tebet.

Penulis : Arum Tias Astiningsih

Editor  : Firstnanda Rindu Harini 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete