Langsung ke konten utama

Antara FIFA dan PES: Yang Mana?

Credit: trustedreviews.com
Industri gim sepak bola benar-benar menjadi industri yang bisa membuat persaingan sehat dalam industri. Industri gim terbesar di dunia, FIFA dan PES, memiliki inovasi masing-masing dalam mengembangkan karya mereka.

Kedua industri tersebut berlomba-lomba dalam menggaet brand ambassador supaya menarik minat para pemain gim di dunia. Baik FIFA ataupun PES memiliki kekurangan dan kelemahan. Namun, agaknya FIFA kali ini lebih unggul dari segi lisensi setiap klub peserta, Liga Top Eropa dan stadion dengan nuansa modern juga banyak.

Dibandingkan dengan PES, tidak semua klub di Liga Top Eropa memiliki lisensi.

“Untuk saat ini pemainnya juga didominasi oleh FIFA, banyak pemain PES yang beralih ke FIFA karena FIFA lebih banyak memegang lisensi klub,” ujar Gangga, seorang pengguna PlayStation 4, ketika ditemui di Jakarta, Senin (21/5/2018).

Satu keunggulan PES yang mencolok adalah gim tersebut terlisensi oleh The Union of European Football Associations (UEFA), namun kabarnya tahun ini UEFA mengakhiri kerja samanya dengan PES dan kemungkinan besar lisensi UEFA akan diakusisi oleh FIFA.

Jadi, bagaimana? Semua tergantung kalian. Selama tujuannya sama-sama untuk mencetak gol, tidak ada perdebatan mana yang lebih baik antara FIFA dan PES.



Penulis: Irfandy Ajidharma
Editor: Nabilla Ramadhian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete