Langsung ke konten utama

KUMIS: Jangan Ke Kamar Mandi Saat Maghrib Berkumandang…


Credit : Tim Infografis MecOnline

Credit : Google.com

Kejadian ini berlangsung ketika saya sedang menunggu kelas ‘Jurnalisme dan Isu-isu Kontemporer’ sembari duduk disalah satu bangku dekat Ruang 14.

Jam digital menunjukkan pukul 17:45 WIB. Langit sudah mulai gelap, suasana dari lorong Ruang 12 sampai Ruang 16 sangat sepi. Hanya segelintir manusia yang berada di sana, salah satunya adalah saya yang hendak berdiri untuk pergi ke kamar mandi.

Namun harapan saya yang sangat ingin kamar mandi tersebut kosong seketika kandas saat saya melihat pintu kamar mandi tertutup. ‘Wah, gawat. Lagi kebelet banget lagi. Semoga ini orang gak lama deh di dalam’ pikir saya yang kemudian kembali berjalan menuju tempat yang saya duduki tadi.
Tidak lama, beberapa teman-teman saya datang menghampiri. Kami semua bercanda dengan asyiknya sampai saya lupa kalau saya harus ke kamar mandi. Saya membuka ponsel dan melihat angka menunjukkan pukul 18:00 WIB.

“Tolong jagain sebentar, ya. Gue mau ke kamar mandi dulu,” saya berkata kepada salah satu teman saya sembari mengambil sebungkus tisu yang saya letakkan dibagian terdepan tas.

Saya kembali menghampiri pintu kamar mandi dan mengetuk beberapa kali. Tidak ada jawaban, tetapi saya mendengar suara siraman air toilet dan aktifitas lain seperti lazimnya seseorang didalam toilet. Karena sepertinya orang ini masih agak lama, saya kembali mengobrol dengan teman-teman.
Pukul 18:10 WIB, datang lagi satu teman saya yang langsung berjalan ke kamar mandi.

“Woi, mau ke kamar mandi?” Tanya saya.
“Iya, kenapa?”
“Itu masih ada orang dari tadi gak keluar-keluar. Coba ketuk deh pintunya.”

Kemudian dia berjalan ke arah pintu kamar mandi dan mengetuk beberapa kali sembari mendekatkan telinga ke pintu. Setelah itu ia kembali menghampiri saya.

“Serius ada orang? Tadi gue denger perasaan kayak kosong, deh.”
“Iya, ini gue udah nunggu 20 menitan tapi gak keluar-keluar itu orang. Tadi udah gue ketuk tapi gak dijawab, tapi tadi pas gue samperin, dari dalam seperti ada yang lagi nyiram air. Tapi kayanya belum selesai soalnya dia berisik gitu di kamar mandi kayak lagi ngambil barang ditas.”

Setelah itu kami berdua menunggu sembari kembali mengobrol dengan teman-teman yang lain. Namun karena saya sudah tahan lagi untuk menahan buang air kecil, akhirnya saya menghampiri ruangan kecil yang terletak di sebelah kanan kamar mandi yang diperuntukkan untuk para staff kebersihan kampus.

Disitu saya melihat ada dua orang pria yang sedang duduk-duduk. Saya mengintip ke dalam dan meminta bantuan untuk memeriksa orang yang sudah hampir 30 menit tidak keluar dari kamar mandi.
Salah seorang staff, sebut saja ‘Mas’, kemudian menghampiri pintu kamar mandi dan mengetuk beberapa kali. Saat itu teman saya yang juga ingin ke kamar mandi ikut datang untuk melihat tampang manusia menyebalkan yang menggunakan kamar mandi cukup lama.

Ketukan pertama, kami bertiga diam untuk mendengar apakah orang di dalam baik-baik saja. Namun hanya keheningan yang kami dapat. Ketukan kedua membuahkan hasil yang sama. Ketukan ketiga dan keempat pun tidak jauh beda.

Sampai akhirnya,si ‘Mas’ mengeluarkan sederet kunci berlabel dan mengambil salah satu yang bertuliskan “KM”. Disitu saya kaget, bagaimana nantinya reaksi orang di dalam ketika kami buka paksa pintu tersebut.

Setelah dicoba dua kali, akhirnya kunci pintu terbuka dan si ‘Mas’ mengetuk pintu lagi. Namun karena kami tidak mendengar sebuah jawaban, si ‘Mas’ mendorong pintu tersebut.
.
.
.
.
.
Dan saya tertegun karena di dalam tidak ada orang sama sekali. Lalu, siapa yang tadi saya dengar sedang menyiram toilet ketika adzan Maghrib berkumandang?


Penulis: Nabilla Ramadhian
Editor: Helvira Rosa
Sumber: Pengalaman Pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete