Langsung ke konten utama

Media Club UB Kembali Gelar Journalism Day 2018


Heru Margianto saat mengisi materi dalam acara Journalism Day 2018 pada Sabtu (29/9/2018) di Ruang 1 dan 2 Universitas Bakrie, Jakarta.

JAKARTA – Media Club Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie kembali mengadakan acara Journalism Day 2018. Tahun ini MeClub UB mengangkat tema  “A New Style Of Multimedia Journalism” yang diselenggarakan pada Sabtu (29/9/2018) di Ruang 1 dan 2 Universitas Bakrie.

Acara ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa lebih mengenal dan memahami lebih dalam tentang bidang jurnalistik. Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB, di mana para peserta sudah mulai memenuhi ruangan mulai pukul 08.00 WIB pagi.

Acara ini menghadirkan tiga pembicara di antaranya, Fajar Wahyu Hermawan, merupakan jurnalis Beritagar, Stefanus Teguh Edi Pramono, merupakan jurnalis Tempo, dan Johanes Heru Margianto yang merupakan jurnalis Kompas.com.

Sebanyak kurang lebih 200 peserta ikut serta dalam acara ini. Peserta terdiri dari berbagai kalangan, yaitu mahasiswa, siswa SMA/K, dan umum.

Sesi pertama acara ini membahas tentang perkembangan jurnalisme yang kini merambah ke dunia digital dengan subtema “The New Age of Multimedia Journalism”. Perkembangan Multimedia di era jurnalisme sekarang menjadi bahasan pokok seminar ini.

Materi tersebut disampaikan oleh Fajar Wahyu Hermawan. Usai seminar, peserta dituntut aktif melalui kegiatan grup diskusi dengan membuat konten multimedia melalui berbagai meme yang disediakan oleh panitia acara.

Usai seminar, Journalism Day juga menghadirkan talkshow bertajuk “Investigation Perspective: Discover A Story in Multimedia” yang dibawa oleh Stefanus Teguh Edi Pramono, seorang jurnalis investigasi Tempo yang memiliki pengalaman dalam meliput berbagai kasus investigasi.

Pram, sapaan akrabnya merupakan wartawan Indonesia yang telah memenangkan Agence France-Presse (AFP) Kate Weeb Prize atas laporannya mengenai perang konflik di Suriah juga mengenai perdagangan narkoba di Kampung Ambon, Jakarta.

Sesi terakhir acara ini membahas mengenai jurnalisme “kekinian” dengan subtema “Get to Know About Journalism Issues Nowadays” yang dibawakan oleh Johanes Heru Margianto. Mbonk, sapaan akrab Heru Margianto bicara tentang kondisi jurnalisme saat ini. Di mana liputan tidak hanya dikemas dalam bentuk teks.

Beberapa kali ia memaparkan tentang jurnalisme “kekinian” yang melaporkan informasi melalui platform video blog yang merupakan salah satu elemen dari multimedia.

Acara ini kemudian ditutup dengan hiburan musik dan pemberian souvenir bagi peserta yang berhasil memenangkan konten terbaik pada sesi grup diskusi. Journalism Day 2018 merupakan edisi ketiga. Acara yang digelar oleh mahasiswa peminatan Jurnalistik Universitas Bakrie ini merupakan acara tahunan yang rutin digelar.




Penulis:           Katamala Nurlaili
Editor:            Annisa Nurfadila Putri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete