Pertemuanku
dengannya berawal dari rasa halusinasi dan ketakutanku dimalam hari.
Saat
itu aku bersama kakaku sedang bersantai sambil bertukar cerita disebuah ruangan dilantai
tiga rumah kami. Awalnya, kami bercerita tentang hal-hal menyenangkan yang kami alami setiap harinya.
Tetapi, kemudian kakak ku mengganti
perbincangan kami dengan sebuah tebak-tebakan yang membuatku berhalusinasi
berlebihan.
“
Eh,
gua punya tebak-tebakan” katanya
sambil tersenyum-senyum licik.
“ Apaan?”
jawabku.
“Kalo orang meninggal, suara apa yang dia keluarkan”
“Ah
mana bisa orang yang udah meninggal
ngeluarin
suara. Ah gatau
ah!”
“Suara
orang meninggal itu……
ngiung
ngiung
ngiung
(suara ambulance)”, katanya sambil tertawa.
“Ah
gajelas!”, Jawabku dengan tawa kesal.
Obrolan
kamu sudah berakhir satu jam lalu. Namun, entah mengapa imajinasi ku soal ambulance beserta sesosok jenazah
didala, mnya terus saja menari-nari dikepala.
Jam
sudah menunjukan pukul sebelas malam, ku putuskan untuk tidur agar imajinasiku
pun tidak semakin liar. Kucoba pejamkan mataku, tapi rasanya sulit karena isi kepalaku yang masih ‘berisik’. Perlahan-lahan ku coba untuk tidur dan akhirnya pun aku terlelap.
Illustrasi: Google |
Namun, tepat pukul dua pagi, akupun terbangun dari tidurku dan masih terbayang dengan hal yang menyeramkan itu. Sambil
melamun ditempat tidur, tibatiba mataku tertuju ke tempat menjemur pakaian yang
berada di samping kamar tidurku. Akupun
melihat sesosok wanita berbaju putih
panjang, matanya yang hitam melotot tajam
sambil tersenyum.
Duduk ia diatas kayu sembari mengayunkan.
“ Ya Tuhannnn,
Kun…tilanak“
Akupun
berbaring sambil menegok kearahnya dengan penuh ketakutan. Ku coba memberanikan diri
menatapnya untuk memastikan apakah yang ku lihat itu nyata atau tidak. Sial, ia menatapku balik dengan raut wajah
menyeramkan dan mata yang melotot tajam. Jantungku berdebar
kencang , keringat membasahi seluruh
jidatku. Badanku kaku.
Tak asa yang bisa ku lakukan selain menutup mata.
Selang beberapa menit, akupun kembali membuka
mataku karena penasaran apakah si Kunti masih
duduk disana. Percaya atau tidak, Ia menghilang. Akupun menengok
keseluruh ruangan disana, dan ia
hilang, tanpa jejak. Namun jantungku masih berdebar kencang
dan ketakutanku semakin kuat.
Sungguh
malam yang sangat panjang…..
Reporter : Ummu Kultsum Roihaanah
Editor : Meidiana Aprilliani
Komentar
Posting Komentar