Langsung ke konten utama

AMIS #1 : Imajinasi Ku Memanggilnya



Pertemuanku dengannya berawal dari rasa halusinasi dan ketakutanku dimalam hari.

Saat itu aku bersama kakaku sedang bersantai sambil bertukar cerita disebuah ruangan dilantai tiga rumah kami. Awalnya, kami bercerita tentang hal-hal menyenangkan yang kami alami setiap harinya.



Tetapi, kemudian kakak ku mengganti perbincangan kami dengan sebuah tebak-tebakan yang membuatku berhalusinasi berlebihan.

Eh, gua punya tebak-tebakan” katanya sambil tersenyum-senyum licik.
 Apaan?” jawabku.
Kalo orang meninggal, suara apa yang dia keluarkan
Ah mana bisa orang yang udah meninggal ngeluarin suara. Ah gatau ah!
Suara orang meninggal itu…… ngiung ngiung ngiung (suara ambulance), katanya sambil tertawa.
Ah gajelas!, Jawabku dengan tawa kesal.

Obrolan kamu sudah berakhir satu jam lalu. Namun, entah mengapa imajinasi ku soal ambulance beserta sesosok jenazah didala, mnya terus saja menari-nari dikepala.


Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, ku putuskan untuk tidur agar imajinasiku pun tidak semakin liar. Kucoba pejamkan mataku, tapi rasanya sulit karena isi kepalaku yang masih ‘berisik’. Perlahan-lahan ku coba untuk tidur dan akhirnya pun aku terlelap. 

Illustrasi: Google
Namun, tepat pukul dua pagi,  akupun terbangun dari tidurku dan masih terbayang dengan hal yang menyeramkan itu.  Sambil melamun ditempat tidur, tibatiba mataku tertuju ke tempat menjemur pakaian yang berada di samping kamar tidurku. Akupun melihat sesosok wanita berbaju putih panjang, matanya yang hitam  melotot tajam sambil tersenyum. Duduk ia diatas kayu sembari mengayunkan.

“ Ya Tuhannnn, Kun…tilanak“ 

Akupun berbaring sambil menegok kearahnya dengan penuh ketakutan. Ku coba memberanikan diri menatapnya untuk memastikan apakah yang ku lihat itu nyata atau tidak. Sial, ia menatapku balik dengan raut wajah menyeramkan dan  mata yang melotot tajam. Jantungku berdebar kencang , keringat membasahi seluruh jidatku. Badanku kaku. Tak asa yang bisa ku lakukan selain menutup mata.

Selang beberapa menit, akupun kembali membuka mataku karena penasaran apakah si Kunti masih duduk disana. Percaya atau tidak, Ia menghilang. Akupun menengok keseluruh ruangan disana, dan ia hilang, tanpa jejak. Namun jantungku masih berdebar kencang dan ketakutanku semakin kuat.

Sungguh malam yang sangat panjang…..




Reporter          : Ummu Kultsum Roihaanah
Editor              : Meidiana Aprilliani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete