Langsung ke konten utama

Belajar Jadi Podcaster di Radio On Air 2020



Uvon Radio Jakarta menggelar acara Radio On Air 2020 dengan mengangkat tema Radio Visual in Milenial. Acara tersebut diselenggarakan di Aula Graha Nusantara, Kampus Institut Bisnis Nusantara pada 21 Januari 2020 kemarin.
MeClub berkesempatan untuk meliput acara tersebut. Uvon Radio memilih Mr. Nostalgila sebagai guest star mereka dengan penampilan spesial dari Biggy East dan Sinatera Dance. Acara yang dimulai pukul 2 siang itu dimoderatori oleh Astry Ovie, announcer radio Yuhu.id dan mendatangkan Sinyorita Esperanza, serta Mizter Popo, seorang podcaster horor di Indonesia.
Mizter Popo membagikan kisah perjalanan podcast yang diproduksinya dari awal hingga saat ini. Berawal dari pengalaman horor yang dibagikannya di channel youtube Raditya Dika, kini ia berhasil menjadi salah satu podcaster di Indonesia yang banyak diminati masyarakat. Menariknya, Mizter Popo bukanlah orang yang berasal dari dunia broadcasting, loh! Pria dengan nama lengkap Rizky Ardi Nugroho ini merupakan seorang wirausahawan. Berkat cerita Mizter tentang Rumah Eyang yang viral di sosial media, dirinya kemudian menjadi identik dengan kisah –kisah horror. Dari sana, tak sedikit warganet yang memintanya untuk kembali membagikan pengalaman dan dapat didengarkan berulang kali.
Ide untuk membuat podcast pun muncul dengan konsep yang berbeda. Mizter Popo menampung berbagai kisah horror dari netizen dalam bentuk pesan suara dan diseleksi hingga kemudian dapat dipublish. Hingga saat ini, jumlah episode podcast Do You See What I See sudah memiliki 216 episode. Beberapa bulan setelah podcastnya laris didengar di Spotify, Mizter Popo memutuskan untuk membuat channel Youtube bagi podcast-podcast horornya. Dengan adanya dua channel ini, Mizter Popo berusaha untuk menjangkau lebih banyak pendegar, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa mendengarkan podcast.
Apa sih yang dibutuhkan jika kita ingin menjadi seorang podcaster? Menurut Mizter, hal pertama yang dibutuhkan untuk menjadi podcaster adalah niat dan kemauan dari diri sendiri. Memproduksi podcast sangat mudah dilakukan terlebih hampir semua orang sudah memiliki ponsel pintar. Lalu, bagaimana cara menentukan topik untuk dibahas dalam podcast kita? Mizter menyarankan kita sebelum membuat podcast untuk terlebih dahulu mendengarkan kategori-kategori podcast yang sudah ada di salah satu platform yaitu Spotify. Di Indonesia, kategori podcast yang mendominasi adalah seputar horror, bercanda ramai-ramai, tentang puisi, juga sharing-sharing tentang ilmu seperti, ekonomi dan sebagainya. Kategori-kategori tersebut dirasa masih banyak yang ‘bolong’ oleh Mizter. Masih banyak hal-hal yang belum pernah dibahas dalam podcast. Mizter Popo juga menekankan apabila kita ingin membuat sebuah podcast, jangan pernah membicarakan diri sendiri. Selain itu, mengikuti idealisme sendiri ketimbang keinginan pasar juga diaggap sah-sah saja oleh Mizter. Menurutnya, setiap bahasan dalam podcast pasti memiliki pasarnya sendiri.



Dokumentasi : Pramulya Sadewa

Dalam acara tersebut, Mizter juga menyebut-nyebut usulan tentang podcast yang mungkin akan berbayar mulai tahun ini. Apabila hal itu terwujud, tentu saja kabar ini merupakan kabar gembira bagi para podcaster karena podcast mereka dapat dijadikan sumber penghasilan. Bagaimana? Sudahkah kamu tertarik menjadi podcaster?


Penulis : Agnes Teresia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete