Langsung ke konten utama

Permasalahan Gunung Sampah di TPA Cipayung tidak kunjung selesai


Depok – Kondisi sampah di TPA Cipayung semakin meningkat pada sore hari Rabu (15/01/2020) di Cipayung, Depok Jawa Barat. TPA Cipayung merupakan tempat pembuangan akhir sampah-sampah warga Depok yang terdiri dari 11 kecamatan yang dibangun sejak tahun 1984. Luas lahan dari TPA Cipayung yaitu 11,99 hektar dengan tinggi 23 meter dari permukaan tanah. Dalam sehari mobil truk yang datang ke TPA Cipayung mencapai 200 truk dan membawa sampah sebanyak 800 ton perhari.
Kondisi sampah di TPA Cipayung sudah melebihi kapasitas. Wacana pemerintah mengenai pemindahan sampah di TPA Cipayung belum ada kepastian dan juga tidak terealisasikan sampai sekarang. “Karena bukan berada di wilayah Depok, jadi ada kendala teknis di Nambo masalah dengan warga sekitar di Nambo, jadi dalam hal ini yang dapat menjelaskan adalah pemerintah kota Bogor”. Kata ketua UPT TPA Cipayung Ardan.
Kondisi air disekitar TPA Cipayung tidak tercemar, karena selalu diadakannya pemantauan terhadap sumur pantau yang berada di 8 titik agar air tetap bersih. Menurut Ardan banyak keluhan dari warga mengenai bau sampah yang sangat menganggu warga, tetapi petugas TPA Cipayung semaksimal mungkin meminimalisir bau sampah dengan menggunakan obat yang berupa zat kimia.
“Hal yang mengganggu bagi warga sekitar itu banyak mobil besar bawa banyak sampah lewat, jadi air tetesan sampahnya baunya sangat menyengat jadi bau air sampahnya sangat menganggu warga.” Kata Seorang warga sekitar bernama Harun.

Kondisi sampah di TPA Cipayung semakin menggunung, Depok, Rabu (15/01/2020)

Menurut Ardan sampah yang masuk TPA Cipayung adalah sampah yang sudah tidak dapat digunakan lagi, seperti sampah organik yang dapat diolah menjadi kompos yang dikirim ke UPS sekitar TPA Cipayung untuk dijadikan pupuk. Sampah non organik dikirim ke bank sampah untuk diolah menjadi sebuah kerajinan atau sejenisnya.
Upaya petugas TPA Cipayung untuk menanggulangi sampah juga berupa melakukan sosialisasi pada masyarakat terkait pengolahan sampah, dengan cara memilah sampah yang organik dan yang non organik agar dapat mengurangi beban di TPA Cipayung. Berat sampah di TPA Cipayung saat hujan bertambah sekitar 30-50% sehingga dapat menimbulkan longsor di gunung sampah TPA Cipayung.


Kepala UPT TPA Cipayung, Ardan Kurniawan, di kantor UPT TPA Cipayung, Rabu (15/1/2020).

Langkah yang dilakukan petugas TPA Cipayung dengan sering mengontrol keadaan sampah di TPA Cipayung, yang apabila ada pergerakan sampah yang dapat menimbulkan longsor petugas TPA Cipayung dapat mengatasinya secara sigap.
Diakhir pembicaraan Ardan mengatakan harapan untuk masyarakat agar dapat mengelola sampahnya sendiri berupa organik, jadi sampah yang masuk di TPA Cipayung hanya berupa residu sehingga tidak terlalu banyak. “Mudah-mudahan kalo tidak ada kendala TPA Cipayung ini direvitalisasi sehingga TPA Cipayung dapat normal kembali dan tidak kumuh seperti sekarang, dan semoga cepat dibangun semacam mesin pengolah sampah sehingga sampah dapat terolah dengan baik dan tidak menimbulkan bau menyengat dengan menggunakan teknologi.” Kata kepala UPT TPA Cipayung Ardan. “Harapan warga semoga pemerintah dapat membagi kapasitas sampah di TPA Cipayung ke TPA yang lain, karena TPA Cipayung sudah melebihi kapasitas sampahnya.” Kata warga sekitar bernama Harun.

Penulis : Annisa Wahyuning Putri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete