Langsung ke konten utama

Misteri Pulau Boneka di Meksiko

 

Doc: Kompas.com

Pulau Boneka adalah sebuah tempat wisata misteri yang mengerikan dan menguji nyali pengunjung. Tempat ini terletak di kanal Xochimilco, sekitar 27 kilometer dari Mexico City.

Dinamakan Pulau Boneka karena tempat ini memiliki ribuan boneka yang aneh dan menyeramkan. Mereka tergantung di pepohonan dengan pakaian lusuh dan bagian tubuh yang terlepas.

Menurut legenda, di tahun 1950-an ada seorang anak perempuan tenggelam di pulau itu dan terdapat boneka di sampingnya. Kemudian, untuk mengenang dan penghormatan pada anak perempuan yang tewas itu, seorang pria bernama Don Julian Santana memasang boneka peninggalan tersebut di salah satu pohon.

Akan tetapi, Don Julian seringkali mendengar suara teriakan gadis kecil. Hal ini membuatnya berinisiatif memasang beberapa boneka tambahan di pohon-pohon lain untuk “menenangkan” arwah penasaran yang menghantuinya. Sejak saat itu, pulau ini mulai penuh dengan boneka dan dijuluki La Isla de las Munecas (Pulau Boneka).

Doc: Detik.com

Don Julian menemukan boneka-boneka tersebut dalam kondisi tak terawat di sekitar kanal dan tempat sampah yang berada di sekitar pulau. Namun, dia tidak membersihkannya maupun memperbaikinya meskipun ada bagian tubuh boneka yang sudah rusak.

Boneka-boneka di pulau ini awalnya memiliki bentuk yang bagus. Akan tetapi, cuaca dan angin kencang merusak mereka. Sehingga mengubah tampilan boneka-boneka menjadi menyeramkan.

Kisah mistis seputar Pulau Boneka terus bertambah dari tahun ke tahun. Konon, boneka-boneka yang dipasang di pulau ini telah dirasuki oleh arwah anak perempuan yang tewas tenggelam di sana.

Pada tahun 2001, Don Julian ditemukan tenggelam di area yang sama dengan anak perempuan yang dipercaya juga tenggelam.

 

Sumber: Kompas.com, Detik.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete