Kali ini, aku ingin bercerita soal pengalaman asli
teman SDku.
Ayah temanku ini sering pergi dinas ke luar negeri. Orangnya
baik dan penyayang sekali. Ia suka membawakan temanku ini oleh-oleh, dari
boneka hingga cemilan. Ayah temanku ini juga terkadang membawa banyak
oleh-oleh, agar temanku bisa membaginya dengan anak-anak lain di sekolah.
Meskipun memang jarang pulang, tapi hubungan temanku
dan ayahnya ini sangat dekat. Sang ayah selalu menelpon keluarganya di rumah setiap
hari. Jadi, temanku bisa mengobati rasa rindu pada ayahnya.
Suatu hari, ayahnya hendak pulang dinas. Katanya,
sang ayah ini seharusnya tiba di bandara pukul lima sore, lalu akan menelpon
untuk mengabari sambil seperti biasa. Tapi ditunggu sampai temanku tertidur
pun, tak kunjung ada telpon dari ayahnya.
Saat tengah malam tiba, ibunya mendapat SMS dari
sang ayah. ‘Maaf, aku tak bisa pulang ke
rumah,’ begitu isinya.
Tak lama kemudian, ibu temanku mendapat telepon.
Pesawat ayahnya kecelakaan.
Mungkin bagi kalian itu kurang seram. Masalahnya,
temanku bercerita mengenai hal ini, baru setelah aku dan beberapa teman lainnya
bertanya kenapa sampai kedua orang tuanya yang mengantarnya ke sekolah pagi itu.
Tidak seperti biasanya. Karena aku dan tiga puluh delapan anak kelas lainnya,
biasa melihat hanya salah satu orangtuanya saja yang mengantarnya jalan kaki ke
sekolah.
Tentu saja temanku menyanggahnya. Tetapi, hari itu,
kami sekelas bahkan bisa melihat ayahnya itu lagi, yang berada di belakang
ibunya saat menjemput temanku.
Mungkin, ayahnya hanya ingin pulang, karena temanku
memang paling senang saat ayahnya yang mengantar-jemputnya ke sekolah. Bukti
cinta tak terhalang kematian.
Penulis: Annisa Aulia N. S
Komentar
Posting Komentar