Langsung ke konten utama

Gadis Di Dalam Foto

Doc: Pinterest.com

    Suatu pagi hari di sekolah, seorang anak laki-laki bernama Tom sedang duduk di kelas dan mengerjakan matematika. Saat itu saat enam menit lagi memasuki waktu pulang sekolah. Ia sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya, dan sesuatu menarik perhatiannya.


    Mejanya berada di sebelah jendela, dan dia berbalik dan melihat ke rumput di luar. Itu tampak seperti sebuah foto. Dan ketika sekolah selesai, Tom berlari ke tempat dimana dia melihat sebuah foto itu berada. Tom berlari dengan cepat sehingga tidak ada orang lain yang bisa meraihnya.


    Tom mengambil foto tersebut dan kemudian tersenyum. Tom melihat sebuah foto tersebut terlihat gambar gadis paling cantik yang pernah dilihatnya. Dia mengenakan gaun dengan celana ketat dan sepatu merah, dan tangannya mengacungkan dua jarinya atau seperti lambang perdamaian.


    Dia sangat cantik sehingga Tom sangat ingin bertemu dengannya, jadi Tom berlari ke seluruh sekolah dan bertanya kepada semua orang apakah mereka mengenalnya atau pernah melihatnya sebelumnya, Tapi semua orang yang ia tanya menjawab, "Tidak.". Hati Tom terasa  hancur.


    Ketika Tom sampai di rumah, ia bertanya kepada kakak perempuannya apakah dia mengenal gadis itu, tetapi sayangnya dia juga menjawab "Tidak." Hari sudah mulai sangat larut, jadi Tom menaiki tangga, meletakkan foto itu di meja samping tempat tidurnya dan kemudian ia  pergi tidur.


    Di tengah malam, Tom dibangunkan oleh sebuah ketukan di jendelanya. Itu seperti ketukan dengan sebuah kuku. Tom jadi merasa takut. Setelah ketukan tersebut, ia mendengar sebuah tawa. Tom melihat bayangan di dekat jendelanya, jadi ia turun dari tempat tidurnya, kemudian ia  berjalan secara perlahan menuju jendelanya. Dan kemudian Tom membuka tirai tersebut tetapi ia tidak menemukan apapun. Tetapi, ia mendengar sebuah suara seperti cekikikan dan ia mencoba mengikuti suara tersebut. Pada saat ia mulai mendekati suara tersebut, suara tersebut sudah hilang.


    Keesokan harinya lagi Tom masih penasaran dan ingin mencari tahu gadis yang ada dalam foto tersebut, ia mencoba bertanya kepada tetangganya apakah mereka mengenalnya dan semua orang berkata, "Maaf, tidak." Masih dengan rasa penasarannya yang tinggi, ketika ibunya pulang Tom bahkan bertanya apakah ibunya mengenalnya dan ibunya pun bilang “tidak”. Dengan rasa kecewa, Tom pergi ke kamarnya dan meletakkan foto itu di mejanya dan tertidur.


    Sekali lagi Tom dibangunkan oleh ketukan di jendelanya. Kemudian Tom mengambil foto di samping meja tidurnya dan mengikuti suara cekikikan tersebut. Tom mengikuti suara cekikikan tersebut sampai akhirnya ia berjalan di sebuah jalan raya. Dari kejauhan muncullah sebuah mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan Tom tertabrak oleh mobil tersebut. Dan akhirnya pun Tom sudah mati dengan gambar yang berada  di tangannya.


    Pengemudi mobil yang menabraknya kemudian turun dari mobil dan mencoba membantunya, tetapi sudah terlambat. Tiba-tiba dia melihat foto di tangan Tom  dan mengambilnya.


    Dia melihat foto seorang gadis manis dengan mengacungkan tiga jari.



Penulis : Cut Putri Fitria

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete