Langsung ke konten utama

Inilah Cerita Dalam Single “Takut” Milik Idgitaf yang Relate dengan Kehidupan di fase Masuk Usia Dewasa

 


 Penyanyi Brigita Meliala. FOTO/DETIK.COM

Bagi kalian yang sering menggunakan aplikasi Tiktok, pastinya sudah tidak asing lagi dengan salah satu penyanyi sekaligus konten kreator ini. Brigita Meliala atau kerap dikenal dengan nama Idgitaf ini, berhasil mencuri perhatian para pecinta sekaligus penikmat musik di Indonesia, melalui cover lagu-lagu hits di akun media sosial pribadinya.  Dia memiliki suara yang sangat unik dan warna musik yang swing, sehingga ia mulai menjadi perhatian masyarakat penikmat musik di Indonesia.

Para musisi maupun grup musik silih bergantian untuk berkolaborasi dengan wanita yang memiliki nama lengkap Brigita Meliala ini. Dimana puncaknya pada saat Idgitaf berduet dengan Rizky Febian dan Fivein membawakan lagu dari Rizky Febian yaitu “Cuek” dan “Mantra Cinta”.

Seiring berjalannya waktu, Idgitaf banyak mendapatkan prestasi atau pencapaian di dunia permusikan Indonesia. Dia juga ikut serta dalam berbagai event music online, salah satunya yaitu event Rumah Digital Indonesia. Selain itu, dia juga meraih kategori best of performers dalam acara Tiktok Awards 2020.

Sementara itu, Idgitaf telah merilis total 4 single dalam karir nya di dunia tarik suara, diantaranya yaitu “Hal Indah Butuh Waktu Untuk Datang” pada bulan Desember 2020, “Terpikat Senyummu” pada Februari 2021, “Berlagak Bahagia” pada Juli 2021, dan yang terakhir adalah 'Takut' pada bulan Oktober 2021.

Setiap single yang Gita rilis ternyata memiliki cerita atau sebuah kisah yang unik di setiap perjalanannya. Kali ini, Gita membagikan sebuah cerita mengenai kisahnya di balik perjalanan terciptanya lagu yang ia rilis pada bulan Oktober 2021, yaitu “Takut”. Lagu ini berawal dari keresahan yang Gita rasakan, karena usianya yang kini telah masuk di kepala dua. Dia merasa takut dirinya bertambah dewasa, takut akan kehilangan sahabatnya yang selalu ada menemaninya, Gita takut jika harus menanggung tanggung jawab yang lebih besar, ditambah sahabat-sahabat yang selalu membantunya sedikit demi sedikit mulai hilang silih berganti.

Akan tetapi, di samping rasa ketakutan tersebut, Gita menanamkan rasa semangat dalam lagu ini. Semangat untuk selalu melawan segala rasa takut dan kekhawatirannya ketika ia tumbuh dewasa. Di balik lirik “Aku tetap bernafas, meski sering tercekat”, ini menggambarkan keadaan yang sedang Gita hadapi. Ia meyakini bahwa setiap orang akan selalu berusaha dan tetap bisa menjalani segala hal hingga semua keadaan atau hal tersebut membaik, asalkan ada sebuah keinginan dan semangat di dalam diri kita.

 

Sumber: Detik.com

Penulis: Ferdi Rama Septiadi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete