Langsung ke konten utama

Pertama di Dunia, Mobil “Bertato” Dibalut Kesenian Jepang

 

Tato Mobil Lexus (FOTO / KOMPAS.COM)

Di tahun 2020, Lexus sebagai pembuat mobil Jepang memilih untuk memberikan penghormatan kepada pakar dan keahlian tradisional yang ada di negaranya. Mereka memiliki caranya tersendiri untuk mengapresiasi pakar seni di negaranya. Caranya dengan memberi mobil bertato yang ada pertama kali di dunia. Mobil tersebut dipamerkan dalam buku tahunan terbaru Ripley, Out of the Box.

Seperti yang dilansir dari Ripley, menurut Lexus Europe Newsroom, seniman tato yang berbasis di London Claudia De Sabe dari Red Point Tatto dipilih untuk membuat motif koi pada SUV kompak UX. Koi sendiri melambangkan keberuntungan dan ketekunan. Untuk meregangkan desain yang ada di semua  SUV, jarum tato De Sabe memakai sebuah perangkat bor Dremel pada kendaraan putih.

Pada awalnya, untuk menunjukkan logam yang ada di bawahnya, dia mengebor bagian cat permukaan kemudian dia menggambar desain tersebut di kendaraan.

Setelah itu, ahli tato yang sudah berpengalaman 15 tahun itu menggunakan lima liter cat mobil bersama dengan detail daun emas agar mendapatkan efek 3D.

Selanjutnya, demi mempertahankan “tato” Lexus UX disuguhi lapisan pelindung lacquer dan menghasilkannya layak untuk jalan.

Untuk menyelesaikan proyek yang spesial ini menghabiskan waktu selama enam bulan mulai dari konsep hingga selesai. Sementara “tato” yang sebenarnya memakan waktu selama lima hari 8 jam.

Jelas saja tato tersebut sangat berbeda dari membuat tato di tubuh manusia. De Sabe dalam vido tentan proyek tersebut menyampaikan bahwa, “Saat Anda mengerjakan kulit, ada kelembutan di dalamnya,”

“Ini benar-benar berbeda ketika Anda bekerja dengan Dremel ke bodi mobil. Itu hanya logam di atas logam.”

Tantangan dalam menyelesaikan proyek tersebut adalah memastikan koi cocok dengan desain mobilnya. Selain itu, untuk ukiran setiap bagian tato harus benar-benar presisi dan teliti dalam pengerjaannya karena jika terjadi kesalahan kecil tidak dapat ditutupi atau diwarnai ke dalam sebagaiman membuat tato pada kulit manusia.


Penulis : Haura Savitri Jatayusati

Sumber : Kompas.com

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete