Langsung ke konten utama

Bersiaplah, Maroon Festival Akan Segera Digelar

( Sumber ; Official Account Line@ Bem Univ Bakrie )

Kampus UB – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bakrie (BEM-UB) tengah disibukkan untuk mempersiapkan Maroon Festival. Kompetisi olahraga dan seni internal terbesar di Universitas Bakrie ini rencananya akan dilaksanakan pada pertengahan sampai dengan akhir Maret ini.

Maroon Festival dilaksanakan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam menyalurkan minat dan bakatnya di bidang seni dan olahraga. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan sportifitas antar mahasiswa dan mengembangkan kreatifitas mahasiswa melalui cabang perlombaan yang ada.

“Tujuan diadakan Marfest itu supaya ada sarana buat KM-UB menyalurkan minat dan bakat mereka, meningkatkan sportifitasnya melalui kompetisi olahraga, mengembangkan kreatifitasnya melalui perlombaan di bidang seni, dan menciptakan solidaritas antar KM-UB melalui kompetisi internal ini, ungkap Faris selaku Ketua Pelaksana Maroon Festival saat diwawancarai Tim Meclub Online.

Maroon Festival akan diikuti oleh seluruh Keluarga Mahasiswa Universitas Bakrie (KM-UB) dari angkatan 2012 sampai dengan angkatan 2016 dari berbagai program studi. Acara ini akan diselenggarakan mulai tanggal 18-26 Maret 2017.

Maroon Festival sendiri akan berlangsung di berbagai lokasi yang berbeda, diantaranya adalah Grand Futsal, Hall A, Hall B, Hall C, dan Stadion Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro (GMSB).

Setiap tahun, acara yang dulunya bernama Liga Merah Maroon ini mengusung tema yang berbeda-beda. Kali ini akan hadir dengan mengangkat tema ethnic modern.

“Tema Marfest tahun ini sih generalnya ethnic modern, kalo rinciannya Splash Your Spirit to Present Indonesia Ethnic Modernity Through Sport and Art. Arti dari makna ini adalah pengkolaborasian antara budaya tradisional Indonesia dengan aspek modern yang sedang berkembang saat ini,” jelas Faris.

Berbagai persiapan tentunya akan segera dilaksanakan seperti technical meeting kepada setiap kontingen. Dalam hal ini, Emeralda Tria Kartika, selaku Koordinator Acara Maroon Festival menuturkan berbagai persiapan yang sedang dilakukan oleh Panitia Maroon Festival.

“Untuk persiapan menjelang lomba, dalam waktu dekat kami akan mengadakan technical meeting dan panitia yang bertugas sebagai Liaison Officer juga sudah melakukan kontak dengan setiap ketua angkatan atau perwakilan angkatan dari setiap kontingen. Kami tinggal menunggu setiap kontingen menyerahkan form pendaftarannya aja,” tutur Alda.

Ketika ditanyai mengenai ketertarikan yang dimiliki KM-UB dalam acara Maroon Festival ini, Emeralda masih merahasiakan dan menyarankan untuk tidak ketinggalan dalam setiap rangkaian acaranya.

“Masih dirahasiakan dong hehe makanya ikuti terus rangkaian acara Marfest tahun ini ya,” ungkap Alda.

Jenis lomba yang akan digelar dalam Maroon Festival nanti yaitu Futsal, Basket, Voli, Bulutangkis, Pentalon (include Tarik Tambang), Running, Vocal, dan Band.

Yuk Marooners, jangan sampai ketinggalan dan terus  persiapkan dirimu untuk mengikuti semua rangkaian lomba yang akan diadaakan nanti ya!


Penulis : Arum Tias Astiningsih

Editor   : Firstnanda Rindu Harini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete