Langsung ke konten utama

RUU KUHP Penuh 'Pasal Karet', Ratusan Ribu Mahasiwa Geruduk Gedung DPR


Sumber foto: Zufar Akbar

Setelah berhari-hari sebelumnya telah menuai beragam protes dan demonstrasi dari para mahasiswa di depan gedung DPR, pada Selasa, (24/9/19) aksi ini pun mencapai puncaknya. Bukan hanya ribuan, tapi bahkan ratusan ribu mahasiswa dari beragam kota di Indonesia berbondong-bondong datang ke gedung DPR. Para mahasiswa ini menuntut diturunkannya pasal-pasal kontroversial seperti Revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP), RUU Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, serta revisi UU KPK yang telah disahkan dengan mengusung tagar #ReformasiDikorupsi. 


Sumber foto: Thearyaten


Bukan tanpa sebab, sejumlah pasal didalam RUU ini banyak disebut tidak masuk akal hingga disebut 'pasal karet'. Diantaranya adalah Pasal Penghinaan Presiden, yaitu Pasal 218 ayat 1 yang mengatur ancaman pidana kepada warga negara yang melakukan pelecehan kepada presiden yang jelas-jelas mencederai asas demokrasi dan kebebasan berpendapat. Ada pula Pasal 470 dan 471 tentang aborsi yang terkesan diskriminatif terhadap korban pemerkosaan dan perempuan lainnya. Dan yang tidak kalah kontroversial adalah RUU KUHP yang mengatakan bahwa gelandangan bisa di denda maksimal sebanyak 1 juta rupiah, padahal jelas dikatakan dalam UU bahwa gelandangan adalah tanggung jawab negara. 

Sumber foto: Saskia Annisa

Sumber: Zufar Akbar

Hal ini lah yang kemudian mendorong ratusan ribu mahasiswa turun ke jalan. Ramai-ramai mereka bawa beragam poster kecaman kepada DPR dan presiden. Aksi yang dimulai sejak pukul 9 pagi ini mulanya berlangsung kondusif. Namun, mahasiswa mulai emosi dan memaksa menerobos pagar kawat berduri dan merobohkan pagar DPR. Dibakarnya juga ban di depan gedung DPR sebagai bentuk protes. 

Situasi akhirnya keos ketika mahasiwa mulai berbenturan dengan aparat kepolisian. Melihat hal ini, sekitar pukul 16.00 WIB polisi akhirnya menembakkan water canon untuk membubarkan mahasiswa yang semkain tak terkendali. Tak juga mundur, selang beberapa waktu kemudian polisi akhirnya menembakkan gas air mata ke udara yang membuat situasi kian keos.


Sumber foto: Rian Hidayat

Para mahasiswa berlarian ke arah Slipi. Tembakkan gas air mata memakasa mereka untuk mundur lantaran efek perih dan rasa terbakarnya saat terpapar mata, kulit, dan saluran pernafasan. Mobil ambulance pun hilir mudik mencari peserta demo yang mengalami cidera. Meski begitu, mahasiswa tetap bertahan di lokasi hingga sekitar pukul 20.30 WIB. Mereka bertahan di sekitar Jembatan Slipi dan Pejompongan. 

Situasi yang tidak terkendali ini praktis membuat polisi harus menutup Jalan Gatot Subroto serta menutup akses Tol Dalam Kota. Kemacetan parah pun tak terhindarkan di sekitar area Palmerah, Tanah Abang, dan Pejompongan. Akhirnya sekitar pukul 21.00 WIB, para mahasiswa ini mulai membubarkan diri dengan menaiki bus hingga KRL. 

Hingga berita ini diturunkan, Presiden dan DPR belum menyatakan pembatalan pengesahan RUU KUHP yang menuai beragam protes ini. Bahkan DPR telah mengesahkan 5 RUU pada Rabu, (25/9/19) atau sehari selang demonstrasi besar-besaran kemarin. Kelima RUU itu adalah RUU Perubahan atas UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (PPP), RUU APBN 2020, RUU Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, RUU Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan, dan RUU Pesantren.



Repoter: Raihan Zuhair, Rahmayanti, Muhammad Zufar Akbar, Edward Frizandi
Editor: Meidiana Aprilliani







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete