Langsung ke konten utama

LUKISAN THE CRYING BOY YANG MISTERIUS

     Pernahkah kamu melihat lukisan seorang anak lelaki yang mengeluarkan air mata dengan wajah sendu dan tatapan penuh kesedihan? Jika kita lihat sepintas, anak lelakI dalam lukisan ini justru terlihat menggemaskan dengan ekspresinya yang muram. Namun siapa sangka, ternyata lukisan ini menyimpan misteri dan bahkan disebut-sebut sebagai lukisan kutukan. Lukisan ini menjadi fenomenal didunia dan banyak diperbincangkan setelah banyaknya musibah kebakaran dan kejadian aneh lainnya sejak 1980.

    Lukisan The Crying Boy adalah karya seorang seniman lukis asal Italia bernama Giovani Bragolin alias Bruno Armadio. Giovani sendiri memanglah seorang pelukis yang terkenal dengan ciri khas misteri dalam tiap lukisan yang ia buat. The Crying Boy dibuat pada tahun 1950-an dengan jumlah salinan yang sangat banyak, yaitu 50.000 salinan yang lantas dijual di seluruh pasar Eropa.

Lukisan The Crying Boy merupakan salah satu lukisan horor - Ilmu ...
Doc : Dicto.id

Nah, lalu siapakah anak lelaki dalam lukisan itu?

    Pada akhir perang dunia ke II, Giovani Bragolin yang tak lain adalah si pelukis ini melarikan diri ke Spanyol. Disini, Giovani bertemu dengan seorang anak lelaki yang bisu dan yatim bernama Don Bonillo, ia menjadi yatim setelah peristiwa kebakaran rumah yang menewaskan orang tuanya di depan matanya. Lantas, Giovani mengadopsi Bonillo yang malang.

    Namun, niat baiknya untuk mengadopsi Bonillo ditentang pendeta setempat karena anak tersebut selalu menimbulkan kebakaran misterius ditempat yang dia kunjungi dan dia dikenal sebagai anak setan oleh warga sekitar.

    Giovani tidak dengan mudah mempercayai omongan itu, ia tetap mengadopsi Bonillo, bahkan ia menjadikan anak angkatnya sebagai objek lukisannya dan mereka hidup bahagia sampai akhirnya anak itu tewas dalam sebuah ledakan dan disusul dengan terbakarnya studio lukis milik Giovani.

    Mirisnya, lukisan The Crying Boy sudah terlanjur terjual dan laris di pasaran. Sejak saat itu, lukisan The Crying Boy semakin terlihat bersedih dan muram, bahkan seperti memiliki nyawa.

Dipercaya bahwa Don Bonillo telah menghantui dan menjadi roh pada tiap-tiap lukisan itu. Selain itu, orang-orang juga percaya bahwa siapapun di belahan dunia ini yang memiliki lukisan ini, akan tertimpa musibah kutukan yaitu kebakaran! Hii, seram ya sobat Meclub… 


 Tragedi

Doc : Google.com

    Kutukan ini juga bukan omong kosong belaka, pada 5 September 1985, Surat kabar paling populer di Inggris mempublikasikan sebuah cerita yang menyebabkan kepopularitasan karya Bragolin menurun. The Sun menerbitkan sebuah artikel yang berjudul 'Blazing Curse of the Crying Boy'

Cerita Tentang Lukisan Terkutuk "The Crying Boy" yang Gak Bisa ...
Doc : Kaskus.com


    Pada tahun 1985, surat kabar tabloid paling populer di Inggris, mencetak cerita yang menyebabkan kepanikan dan mengakhiri popularitas karya Giovani. 'The Sun' menerbitkan artikel berjudul 'Blazing Curse of the Crying Boy'. Pemilik salah satu replika tulisan yang bernama Mei dan Ron Hal menceritakan kejadian yang menyeramkan tentang bagaimana rumah mereka terbakar dililit api. Mereka bilang kalau rumah mereka terbakar karena pemanasan kompor yang terbakar dan api dengan cepat menyebar dan melalap rumah secara keseluruhan. Anehnya, cuma satu barang yang selamat dari kebakaran ini dan barang itu adalah lukisan anak kecil yang sedang menangis.

    Kisah tersebut mungkin tidak akan terkenal kalau tidak ada laporan-laporan lain yang ternyata juga mengalami nasib yang sama dengan Mei dan Ron. Seorang petugas pemadam mengklaim kalau ia telah memadamkan paling tidak 15 kebakaran yang semua perabotannya hancur kecuali lukisan "The Crying Boy". Tidak lama setelah klaim ini, The Sun kembali menerbitkan sebuah artikel dengan klaim:

• Seorang wanita di Surrey kehilangan rumahnya setelah 6 bulan membeli lukisan "The Crying Boy".

• Dua saudara perempuan di Kilburn mengalami kebakaran setelah membeli satu salinan lukisan. Seorang saudari bahkan mengaku melihat lukisannya bergoyang ke belakang dan ke depan di dinding.

• Seorang wanita di Isle of Wight berusaha membakar lukisan "The Crying Boy" tapi gak pernah berhasil dan akibatnya selalu mengalami nasib buruk.

• Seorang pria di Nottingham kehilangan rumahnya dan keluarganya terluka.

The Sun juga mengatakan kalau tidak ada yang mau  salinan dari lukisan "The Crying Boy" lagi dan lukisan ini telah dianggap terkutuk.

Pembakaran Masal

Mengenal Crying Boy, Lukisan yang Dapat Membuatmu Menangis | Loop ...
Doc : Loop.co.id

    Sejak kebakaran misterius berturut-turut yang menimpa orang-orang yang memiliki lukisan terkutuk ini akhirnya warga Inggris membuat aksi memusnahkan lukisan ini sebagai wujud keresahan mereka dan berharap dengan aksi ini dapat menghilangkan kutukan tersebut.

    Warga yang memiliki lukisan ini beramai-ramai membakar dan memusnahkan lukisan ini supaya tidak terjadi lagi kejadian-kejadian aneh, serta kebakaran misterius.

    Sayangnya, meskipun begitu lukisan ini memiliki ribuan salinan yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Artinya, masih banyak lukisan ini yang masih beredar dan belum dimusnahkan. Lantas, bagaimana ya nasib pemilik lukisan lainnya? Apa mereka juga mengalami kejadian yang serupa?

    Atau jangan-jangan, lukisan ini adalah salah satu dari sekian koleksi lukisanmu? Wah, hati-hati ya sobat meclub!


Sumber : Kaskus.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete