Kejadian mistis ini dialami oleh seorang sopir bus malam bernama Dimas Suryaningrat. Saat itu, ia berangkat dari Bogor pada jam 7 malam menuju Padaherang-Cipatujah arah Pantai Pangandaran lewat Cidaun, Cianjur Selatan.
Dimas beroperasi sendiri karena teman kerjanya memiliki kepentingan keluarga. Ia menyetir selama 6 jam hingga sampai di Sukanagara. Ia berhenti karena kebetulan di situ ada warung nasi, dan ia memesan segelas kopi sebelum berangkat lagi.
Warung tersebut dari depan terlihat remang-remang karena hanya diterangi beberapa lampu lentera. Hidangan yang tampak hanya beberapa gorengan yang sudah dingin.
Dimas lantas masuk ke warung tersebut dan memanggil pemiliknya dengan bahasa Sunda. Pemilik warung yang merupakan seorang perempuan menyahut dan datang menemui Dimas.
Kemudian, Dimas duduk dan segera memesan kopi susu. Melihat kondisi warung yang sepi, Dimas pun bertanya kepada perempuan itu mengapa hanya sendirian saja.
Perempuan itu menjawab bahwa suaminya sudah tidur di kamar dan warungnya masih tetap buka karena sering disinggahi para supir truk yang lelah dan ingin ngopi seperti Dimas.
Sambil menyalakan rokok, Dimas memperhatikan kopi yang terasa agak dingin. Ia mendadak cemas dengan warung dan pemilik warung tadi. Saat kembali meminum kopi, anehnya kopi yang Dimas minum tiba-tiba saja rasanya hambar, dan membuat badannya terasa sangat berat.
Lalu, ia menuju ke mobil hendak ganti baju karena bajunya penuh dengan keringat dingin. Namun, ia dikejutkan dengan suatu hal.
Mendadak matanya melihat kepala anak kecil menggelinding ke tengah jalan dan seorang perempuan yang seisi perutnya terburai keluar. Wajahnya hancur sebelah dengan rambut yang terkelupas sama kulit kepalanya, tangannya melambai-lambai seperti ingin meminta tolong.
“Ketika itu saya ingin memejamkan mata, rasanya berat sekali. Lalu saya menoleh ke arah perempuan pemilik warung itu. Saya lihat dia seperti sedang menangis meratapi sesuatu, wajahnya pucat pasi, sorot mata yang penuh benci. Saya keluar dari mobil dan tidak peduli dengan apa yang ada di sekeliling saya, dan saya berniat membayar kopi yang saya pesan tadi,” ucap Dimas saat bercerita kepada temannya.
“Saya sudah merasa ada sesuatu yang tidak beres dan bergegas untuk menuju mobil. Namun, entah kenapa kaki dan badan saya terasa berat,” lanjut Dimas. Ia sudah pasrah jika saat itu ajal datang menjemputnya.
“Tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara klakson truk yang berhenti tepat di belakang mobilnya. Tiga armada truk berjejer di belakang mobilnya dan para pengemudi truk tersebut menghampirinya dan bertanya mengapa saya berdiri sambil bengong di tempat tersebut,” kata Dimas.
Dimas bercerita tentang seluruh kejadian yang dialami. Ternyata daerah yang sedang dilewatinya tersebut merupakan daerah angker. Warung yang disinggahi ia singgahi rupanya sudah tidak ada dan dulunya pernah hancur ditabrak oleh truk. Keluarga beserta pemilik warung semuanya meninggal dunia karena terlindas truk tersebut.
“Akhirnya salah satu dari ketiga teman supir saya memutuskan untuk menemani saya menuju tempat tujuan dengan selamat,” kata Dimas menutup ceritanya".
Penulis:
Salma Sebrina A
Komentar
Posting Komentar