Langsung ke konten utama

Kisah Roehana Koeddoes, Wartawan Perempuan Pertama dan Pejuang Pendidikan Indonesia

    Roehana Koeddoes atau Rohana Kudus merupakan wartawan perempuan pertama dan juga merupakan salah satu pejuang pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1911, Rohana mendirikan mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang. Sembari aktif di bidang pendidikan yang ia disenanginya, Ruhana menulis di surat kabar perempuan, Poetri Hindia. Saat pemerintah Hindia-Belanda menguasai Indonesia, Rohana berinisiatif mendirikan surat kabar bernama Sunting Melayu, yang tercatat sebagai salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia.
Rohana hidup pada zaman yang sama dengan Kartini, ketika perempuan di Indonesia sulit mendapatkan pendidikan yang baik. Roehana adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia yang pertama dan juga mak tuo (bibi) dari penyair terkenal Chairil Anwar. Beliau juga sepupu Agus Salim.

Gambar Roehana Koeddoes/Okezone Nasional


Biografi Roehana Koeddoes
Nama Lengkap : Siti Ruhana
Tempat Lahir : Koto Gadang, Kabupaten Agam, di pedalaman Sumatra Barat, Hindia Belanda
Tanggal Lahir : 20 Desember 1884
Orang tua : Mohammad Rasjad Maharadja Soetan (ayah) dan Kiam (ibu)

Kecintaannya pada dunia pendidikan
Sejak kecil sehari-hari Rohana belajar membaca dan studi bahasa dengan ayahnya. Ketika ayahnya ditugaskan di Alahan Panjang, Sumatera Barat, dia meminta tetangganya (termasuk istri jaksa lain) untuk mengajarinya membaca dan menulis dalam aksara Jawi dan Latin, dan keterampilan rumah tangga seperti membuat renda. Setelah kematian ibunya pada tahun 1897, ia kembali ke Koto Gadang dan menjadi semakin tertarik untuk mengajar gadis-gadis di sana untuk belajar kerajinan tangan dan membaca Al-Qur'an, meskipun ia sendiri masih anak-anak.

Awal Karier Rohana
Upaya awal Ruhana pada bentuk pendidikan yang lebih terorganisir datang pada 1905 ketika ia mendirikan sekolah artisanal di Koto Gadang. Pada 1908, pada usia 24 tahun, Ruhana menikah dengan Abdoel Koeddoes, seorang notaris, dan dikenal sebagai Roehana Koeddoes. Pada Februari 1911, Ruhana memutuskan untuk mendirikan suatu perkumpulan pendidikan perempuan yang lebih terorganisir, bernama Kerajinan Amai Setia, dengan sekolah yang secara khusus bertujuan untuk mengajarkan keterampilan dan keterampilan di luar tugas rumah tangga biasa, serta membaca tulisan Jawi dan Latin serta mengelola rumah tangga.
Banyak petinggi Belanda yang kagum atas kemampuan dan kiprah Roehana. Selain menghasilkan berbagai kerajinan, Roehana juga menulis puisi dan artikel serta fasih berbahasa Belanda. Tutur katanya setara dengan orang yang berpendidikan tinggi, wawasannya juga luas. Dia terus bekerja di bidang pendidikan bahkan saat menjadi jurnalis. Pada 1916 ia diangkat sebagai guru di sebuah sekolah untuk orang Indonesia di Payakumbuh, Sumatra Barat.
Terampil menulis, Rohana tidak berhenti mengajar kerajinan perempuan. Dia percaya dalam mendidik wanita secara keseluruhan. Tahun berikutnya, ia mengirim surat kepada Soetan Maharadja, pemimpin redaksi Oetoesan Melajoe (EBI: Utusan Melayu), mengusulkan untuk memulai sebuah surat kabar berorientasi perempuan. Pada tanggal 10 Juli 1912, terbitan pertama Soenting Melajoe (EBI: Sunting Melayu), sebuah surat kabar berbahasa Melayu dengan pembaca yang dituju, diluncurkan.
Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Roehana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda. Roehana pun mempelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan. Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang. Termasuk ketika merantau ke Lubuk Pakam dan Medan. Di sana dia mengajar dan memimpin surat kabar Perempuan Bergerak. Kembali ke Padang, ia menjadi redaktur surat kabar Radio yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar Cahaya Sumatra.

Wafat dan Penghargaan
Roehana Koeddoes meninggal di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1972, 27 tahun pada Hari Kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak. Sejak 7 November 2019, pemerintah Indonesia mendeklarasikan Roehana Koeddoes sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 120/TK/2019 dan diberikan kepada cucunya sebagai ahli waris pada hari berikutnya.


Penulis : David Stephen Prawira

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempo Siasati Isu Konvergensi Media

doc. Google Meski sempat dibredel beberapa kali, namun majalah Tempo bangkit kembali dengan karakternya yang khas. Bahasa yang singkat, tidak bertele-tele, headline dan cover majalah yang menarik, semua hal tersebut membuat pembaca ingin membaca lebih dalam mengenai majalah Tempo. Tentunya hasil yang sedemikian rupa memerlukan proses yang tidak mudah pula. Redaktur Pelaksana Sains, Sport & Kolom , Yos Rizal , menerangkan tentang proses produksi majalah Tempo kepada kami, yang datang Jumat (10/10) lalu. D idukung dengan visualisasi slide power point yang sudah disiapkan , Yos Rizal menjelaskannya kepada kami . Proses produksi majalah Tempo hampir tidak jauh berbeda dengan proses produksi pemberitaan di media lain. Dimulai dengan rapat r e d aksi yang membahas tentang usulan mengenai isu apa sajakah yang menarik untuk dibahas, kemudian dilakukan penugasan kepada reporter, setelah itu reporter akan ‘belanja’ berita di lapangan. Setelah mendapatkan informasi di l

Coffee Traveler #2: All About Coffee

dok. pribadi Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Menikmati kopi di kedai kopi langsung telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Semakin berkembangnya zaman, kedai kopi bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk minum kopi saja. Tempat yang nyaman dengan suasana yang nyaman membuat konsumen betah dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan atau meeting point . Journey Coffee merupakan salah satu kedai kopi yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya pun strategis yaitu berada dipinggir jalan raya. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2014. Buka dari jam 10.00 hingga 23.00 WIB pada weekdays dan jam 10.00 hingga 24.00 WIB saat weekend . Fasilitas yang disediakan berupa wifi, toilet serta area parkir. Journey Coffee memiliki 2 lantai, lantai pertama merupakan area atau ruangan bebas asap rokok karena difasilitasi dengan AC dan lantai kedua dikhusus kan untuk smoking area dengan design yang menarik.

Menilik Kelompok Musik Tunanetra di CFD Jakarta

Grup musik disabilitas tunanetra , Smart Voice Kegiatan car free day (CFD) di  Jakarta selalu ramai lalu-lalang warga untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana ibu kota yang penuh gedung pencakar langit tanpa terganggu kendaraan bermotor. Namun, dibalik hiruk-pikuk tersebut, terselip orang-orang yang mengais rezeki dari ramainya suasana. Adalah Smart Voice , sekelompok musisi jalanan ‘unik’ yang biasa menggelar pertunjukan music jalanannya setiap Minggu pagi di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Penyebutan unik bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan seluruh anggotanya yang merupakan warga disabilitas tunanetra. Kelompok musik ini digawangi oleh Nasripan, Ipul, Hendri, Budi, Sumantri, dan Sumirah. Budi  (kanan) dan Sumantri (kiri) anggota  Smart Voice Menurut Sumirah (40) Smart Voice terbentuk pada tahun 2018 lalu. Awalnya karena seluruh anggotanya yang merupakan binaan sebuah panti sosial tunanetra dibilangan Bekasi, Jawa Barat. Disanalah mereka dilatih kete